KONTEKS.CO.ID - Kritik muncul terkait penanganan pencarian turis Inggris, Harrison Edward Nada Kontounas, yang terseret arus di Pantai Legian.
Salah satu temannya, Freddie Palmer, mengaku kecewa dengan keterlambatan tim penyelamat.
Seperti dilansir dari BBC News, Palmer mengatakan penjaga pantai baru tiba di lokasi sekitar tiga jam setelah korban dinyatakan hilang.
Baca Juga: Turis Inggris yang Hilang di Pantai Legian Ditemukan Tewas
“Kami trauma. Kami hanya percaya pihak berwenang di sini bisa bertindak lebih cepat, dan mungkin saja dia akan duduk di sini bersama kami sekarang,” ucapnya.
Palmer menambahkan, mereka bahkan harus merogoh kocek sendiri sebesar 1.700 paun atau sekitar Rp38 juta untuk menyewa helikopter guna melakukan pencarian, tetapi hasilnya nihil.
Sementara, Basarnas Denpasar menjelaskan operasi penyelamatan tidak bisa dilakukan di laut pada malam pertama karena alasan keselamatan.
Baca Juga: Update Jadwal Lengkap MotoGP Jepang 2025: Motegi Jadi Arena Penentuan Gelar Dunia Marc Marquez
“Kecepatan angin di atas 30–39 km/jam dapat dikategorikan kuat, memengaruhi kondisi perairan,” kata Nyoman.
“Jadi kami mengimbau agar berhati-hati ketika beraktivitas di pantai.”
Kontounas akhirnya ditemukan meninggal dunia pada hari ketiga pencarian atau Jumat 26 September 2025.
Baca Juga: Fosil Homo Erectus Koleksi Dubois Segera Pulang ke Tanah Asal
Peristiwa ini memicu sorotan terhadap kesiapan sistem penyelamatan wisata bahari di Bali, yang menjadi salah satu destinasi utama turis mancanegara.***
Artikel Terkait
Digigit Ular Berbisa saat Menginap, Turis Mesir Tuntut Ganti Rugi Rp28,4 Miliar ke Novotel Lombok
6 Fakta Menarik Geopark Ijen, Kepingan Surga di Jawa Timur yang Memukau Turis Dunia
Bidik Turis Malaysia, Rumah Makan Padang Hadir di Matta Fair 2025 Kuala Lumpur
Tewas di Bali, Turis Australia Dipulangkan tanpa Jantung, Ini Pernyataan Keluarga
Turis Inggris Hilang di Pantai Legian Bali, Pencarian Darurat Sudah 24 Jam, Belum Ada Hasil