• Minggu, 21 Desember 2025

Jabodetabek Banjir Parah, Pakar BMKG Salahkan Puncak Bogor

Photo Author
- Selasa, 4 Maret 2025 | 17:51 WIB
Warga melintas di tengah banjir di Jalan Kusuma Raya, Kampung Cerewed, Bekasi, Jabar. (X.com @hanggapry)
Warga melintas di tengah banjir di Jalan Kusuma Raya, Kampung Cerewed, Bekasi, Jabar. (X.com @hanggapry)

KONTEKS.CO.ID - BMKG menyebut Puncak, Bogor, sebagai penyebab banjir besar yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya, termasuk Bekasi dan Tangerang (Jabodetabek).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, bahwa banjir yang menerjang wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi adalah air kiriman dari Bogor.

Ketinggian banjir sendiri mencapau 1-4 meter. "Jakarta dan sekitarnya rata-rata banjir air kiriman dari Puncak, Bogor yang semuanya ini mengalir di DAS Ciliwung," ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengutip kantor berita Antara, Selasa 4 Maret 2025.

Baca Juga: Preview Malut United vs Arema FC: Duel Penentu Posisi di Papan Tengah Klasemen

Ia menjelaskan, hujan deras yang mengguyur Kota Bogor pada Minggu 2 Maret 2025 malam termasuk level ekstrem. Karena merujuk data hasil monitoring tim meteorologi BMKG, ketebalan intensitas hujannya 110 mm per hari lebih.

BMKG melihat curah hujan ekstrem itu memungkinkan air DAS Ciliwung meluap dan menjadi banjir bandang di sejumlah kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Bahkan terbawa hingga ke hilir sungai di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

Sementara banjir di Kota Bekasi yang mencapai muka air tertinggi 4 meter terjadi lantaran di saat bersamaan daerah itu menerima air kiriman hulu DAS Ciliwung. Padahal wilayah penyanggah Jakarta itu sudah didera hujan deras dengan intensitas 165-208 mm per hari di sejumlah lokasi.

Baca Juga: Ratusan Motor di Parkiran Stasiun Bekasi Terendam Banjir, Puluhan Ekor Sapi Megap-megap Hampir Tenggelam

"Hari ini di Sumur Batu Bekasi hampir 208 mm per hari. Ini terjadi dipengaruhi pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan pada skala meso - sirkulasi siklonik sehingga mengakibatkan perlambatan angin dan seterusnya," tuturnya.

Guswanto mengutarakan, banjir Jakarta dan sekitarnya ini masih relatif rendah dibandingkan banjir pada 2020 lalu. Saat itu BMKG mencatat curah hujan lokal di Jakarta sangat ekstrem dengan ketebalan 377 mm per hari.

Pihaknya tengah berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk mendiskusikan kebutuhan operasi modifikasi cuaca. Operasi itu sebagai langkah mengendalikan potensi hujan dan mendukung percepatan pemulihan dampak bencana.

Baca Juga: Banjir Jabodetabek: Awas Mobil Terendam, Biaya Perbaikannya Bikin Kantong Jebol

"Periode 4-11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi. Di Pulau Jawa bagian barat," tambahnya.

Untuk itu, Guswanto meminta masyarakat agar selalu memantau informasi kondisi cuaca secara berkala. Hal itu untuk mengantisipasi efek dari dinamika atmosfer yang terus berkembang. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X