KONTEKS.CO.ID - Meski tren mobil listrik terus meningkat di Indonesia, pasar mobil listrik bekas justru masih sepi peminat.
Para pedagang mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, mengaku enggan menjual unit kendaraan listrik bekas karena dinilai penuh risiko, mulai dari potensi kerugian hingga kekhawatiran akan keselamatan.
Seorang pedagang bernama Nanto mengaku, tidak berani menyetok mobil listrik bekas karena potensi kerugiannya terlalu besar.
Baca Juga: Muncul 12 Orang Terlapor Kasus Fitnah Tuduhan Ijazah Palsu, Jokowi Ngaku Tak Sebut Nama
"Setahu saya di sini yang jual mobil listrik bekas itu sangat sedikit, bahkan bisa dibilang hampir tidak ada. Alasannya karena risikonya besar. Kalau tidak laku, ya kami rugi. Apalagi kondisi pasar mobil bekas sekarang masih lesu," ujar Nanto menukil CNBC Indonesia, Jumat 25 Juli 2025.
Masalah utamanya terletak pada kepercayaan konsumen terhadap kondisi baterai mobil listrik bekas yang kerap dianggap menurun.
Menurut Nanto, mayoritas pembeli lebih memilih membeli mobil listrik baru karena masih dilengkapi garansi resmi dari pabrikan, yang umumnya berlaku lima hingga delapan tahun.
"Orang pasti lebih milih yang baru, karena baterainya masih terjamin. Kalau bekas kan nggak ada jaminan, takutnya sudah soak atau turun performanya," katanya.
Baca Juga: 9 Film Indonesia Terbaru Agustus 2025: Dari Cinta Rumit, Tumbal Mistik, hingga Komedi Kematian!
Kekhawatiran lain yang muncul dari para pedagang yakni, soal keamanan kendaraan listrik, khususnya potensi kebakaran atau ledakan baterai.
Nanto menekankan, mobil listrik bekas tidak bisa ditinggalkan sembarangan di showroom karena risiko tersebut.
"Mobil listrik itu tidak bisa kita tinggalin begitu aja di showroom. Ada potensi meledak kalau baterainya bermasalah. Kalau meledak, mobil lain juga bisa kena dampaknya. Ini sangat berisiko," jelasnya.
Baca Juga: Agar Dinding Tak Menggelembung, Kenali Penyebab Cat Rusak Sejak Dini
Senada dengan Nanto, pedagang lain bernama Roy menambahkan bahwa keterbatasan infrastruktur di tingkat rumah tangga membuat konsumen dari kalangan menengah ke bawah enggan membeli mobil listrik bekas.