KONTEKS.CO.ID – Pembalap veteran asal Jerman, Niko Hulkenberg (35), bakal kembali ke arena Formula Satu (F1) di musim 2023.
Ya, jelang seri terakhir Kejuaraan Dunia Formula Satu (F1) 2022, Grand Prix Abu Dhabi di Sirkuit Yas Marina, Uni Emirat Arab, tim Haas mengumumkan perubahan pada line up pembalapnya untuk musim 2023.
Niko Hulkenberg masuk menggantikan Mick Schumacher. Hulkenberg meninggalkan F1 pada 2019 setelah terjun lima kali sebagai pembalap pengganti untuk tim Racing Point dan Aston Martin. Pada dua balapan awal tahun ini, Hulkenberg sempat menggantikan Sebastian Vettel di GP Bahrain dan Arab Saudi.
Tim Haas mengumumkan pada Kamis 17 November bahwa Schumacher tidak akan dipertahankan untuk musim depan, dan akan digantikan oleh Nico Hulkenberg.
Steiner bersikeras keputusan akhir diambil baru-baru ini, dengan Schumacher hanya diberitahu pada Rabu 16 November 2022 bahwa dia kehilangan kursinya, dan Hulkenberg menandatangani kontraknya pada hari yang sama.
Ditanya apakah situasinya mungkin berbeda seandainya Schumacher, dan bukan rekan setimnya Kevin Magnussen, yang merebut pole di Interlagos akhir pekan lalu, bos tim Haas F1, Gunther Steiner menyarankan bahkan performa seperti itu tidak akan cukup.
“Tidak akan ada yang berubah. Karena Anda tidak dapat membuat keputusan ini pada satu balapan yang emosional atau satu hasil kualifikasi, itu akan salah, itu bisa salah di kedua arah,” beber Steiner seperti dilaporkan Motorsport.
Steiner mengakui bahwa kecelakaan Schumacher di awal tahun tidak membantu perjuangannya, tetapi menekankan bahwa ada gambaran yang lebih besar.
“Itu bagian dari itu, tetapi Anda tidak bisa hanya mengatakan, ‘oh dia jatuh’, yang jelas tidak bagus,” kata Steiner menjelaskan.
“Saya tidak mencoba untuk membuatnya bagus sekarang, tetapi kemudian Anda dapat melihat seberapa besar pengaruh hasil yang sangat baik darinya. Keseimbangan inilah yang perlu Anda temukan. Satu hal yang sangat bagus, ketika dia selesai di Austria dan Silverstone, itu adalah hasil yang sangat baik,” papar Steiner.
“Dan kemudian Anda mengalami hal-hal buruk, crash. Jadi itu campuran dari itu. Tapi itu bukan satu peristiwa seperti yang dipicu ini, itu kombinasi dari hal-hal dan hal terbesar ke depan kami hanya ingin membangun tim lagi,” kata Steiner lagi.
Dia menambahkan: “Mick meningkat pesat selama musim ini. Anda semua melihatnya, saya tidak perlu memberi tahu Anda yang itu.”
“Oleh karena itu kami butuh waktu lama, kami tidak mengambil keputusan ini seperti yang orang pikirkan sebelum musim panas, kami butuh waktu lama untuk memutuskan apa yang terbaik untuk tim. Dia mengemudi dengan baik di beberapa balapan,” urai Steiner.
Ditanya apa yang hilang dari Schumacher, Steiner berkata: “Saya pikir pengalaman bertahun-tahun di F1, dan tidak pernah bersama tim lain selain kami.”
“Apa yang dibawa Nico (Hulkenberg), dia pernah bersama tiga atau empat tim sebelumnya, jadi dia memiliki pengalaman dan pengalaman membutuhkan waktu untuk membuatnya, dan saat ini, kami tidak punya waktu karena kami ingin bergerak maju. Kami tidak ingin berada di tempat kami sekarang, kami ingin menjadi lebih baik,” ulas Steiner.
Steiner lalu mengatakan sulit jika Schumacher gagal memenuhi harapan. “Sulit untuk menjawab yang itu, karena apa harapannya? Mungkin kami melihat hal-hal di tim sekarang yang perlu kami perbaiki di tim di mana kami bisa berbuat lebih baik dengan orang lain, mengesampingkan penampilannya dan sebagainya. Ini lebih seperti kita perlu membawa tim, bukan hanya pengemudi,” tutur Steiner.
“Bukan salah Mick bahwa kami berada di tempat kami sekarang. Kami harus menyalahkan diri kami sendiri, tetapi kami harus bangkit lagi dan ada cara yang lebih pendek dengan mengambil seorang pria dengan banyak pengalaman yang telah melakukan ini di banyak tim yang berada di posisi yang mirip dengan kita sekarang,” imbuh Steiner.
Ditanya apakah pembalap 23 tahun itu (Schumacher) pantas mendapatkan kursi di tempat lain, Steiner berkata: “Saya tidak bisa menilai apakah dia layak atau tidak. Saya pikir tidak ada kursi tahun depan, kecuali jika di Williams ada sesuatu yang sangat aneh terjadi akhir pekan ini.”
“Jadi pantas atau tidak, siapa saya untuk menilai yang itu? Saya pikir kita semua harus bekerja untuk sesuatu, tidak ada yang diberikan apa pun secara gratis. Saya tidak punya kursi. Saya tidak suka menasihati rekan-rekan saya, kepala tim lainnya, siapa yang pantas mendapatkan apa. Saya tidak ingin berada di posisi itu,” tandasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"