KONTEKS.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus ditingkatkan dan dilakukan di banyak daerah. Pemerintah menargetkan akhir tahun ini seluruh anak sekolah di Indonesia mendapatkan program ini.
Nantinya dapur masak untuk MBG dikelola oleh daerah masing-masing. Begitu juga dengan ide menu yang diberikan sesuai yang disarankan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN).
Tentu saja akan ada perbedaan menu pada masing-masing daerah. Bisa disesuaikan dengan potensi alam di daerah masing-masing yang bisa mendukung pelaksanaan MBG.
Baca Juga: Mbappe Cetak Hattrick, Real Madrid Bungkam Real Valladolid 3-0
Serangga dan Ulat Sagu Bisa Masuk Menu MBG
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyampaikan kalau serangga hingga ulat sagu dapat masuk sebagai menu MBG.
Tentunya hal ini berkaca pada kebiasaan makan di daerah tertentu. Serangga hingga ulat sagu bisa ikut memenuhi kebutuhan protein bagi siswa.
“Mungkin saja ada satu daerah suka makan serangga, belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein,” kata Dadan saat hadir dalam acara Rapimnas Pira Gerindra pada Sabtu, 25 Januari 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Baca Juga: Kelas Rawat Inap Dihapus Mulai Juli 2025, Cek Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru di Sini
Dadan Hindayana menyampaikan bahwa keragaman makanan di daerah dapat menjadi contoh tentang kebiasaan makan di daerah tertentu.
“Itu sala satu contoh ya, kalau ada daerah-daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, bisa jadi menu di situ,” katanya.
Bukan Standar Nasional dari BGN
Karena Indonesia negara kepulauan yang tentunya tiap daerah berbeda, dalam pelaksanaan MBG ini tidak memiliki standar nasional untuk menunya.
BGN hanya memberikan instruksi dengan fokus pada komposisi gizi MBG, bukan pada menu.
“Tapi itu contoh bahwa badan gizi tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” ujar Dadan.
Potensi Pangan Daerah Bisa Diakomodir Lewat Menu Program MBG