nasional

YPLH Lakukan Aksi Tanam Pohon, Selamatkan Bumi

Selasa, 8 November 2022 | 19:14 WIB
Yayan Peduli Lingkungan Hidup melakukan penanaman pohon dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia 2022.


KONTEKS.CO.ID - Setiap tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. Peringatan ini dimaksudkan bukan sekedar selebrasi maupun seremoni yang serba berseolah-olah untuk mempertontonkan kepedulian kepada tentang pentingnya pemulihan kerusakan hutan dan lahan melalui penanaman pohon.





Kerusakan hutan yang berkontribusi terhadap meningkatnya ancaman cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, atas perubahan iklim yang terjadi berdasarkan laporan dari kelompok kerja Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), merasa perlu menyampaikan pesan bahwa situasi global saat ini sedang dalam keadaan ‘code red for humanity.’





Ratusan ribu orang telah meninggal karena panas dan bencana cuaca lainnya yang dipicu oleh perubahan iklim. Triliunan ton es hilang musnah selama periode itu, pembakaran bahan bakar fosil telah memuntahkan miliaran ton emisi gas rumah kaca yang memperangkap panas ke udara. Pemanasan global telah mencairkan es bumi. Sejak 1992, Bumi telah kehilangan 33 triliun metrik ton es, di Kutub Utara (Arktika) maupun Kutub Selatan (Antartika), menurut perhitungan ahli klimatologi Andrew Shepherd dari University of Leeds.





-
Penanaman pohon oleh Yayasan Peduli Lingkungan Hidup




Penyusutan lapisan es raksasa dan pencairan gletser di Greenland dan Antartika yang terjadi pada musim panas saat ini intensitas pencairannya lebih tinggi dibanding musim panas sebelumnya. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS, di Alaska, suhu rata-rata telah meningkat 1,4 derajat Celcius (2,5 derajat Fahrenheit). Selama beberapa tahun, rata-rata suhu global tahunan telah meningkat hampir 0,6 derajat Celcius (1,1 derajat Fahrenheit) sejak 1992.





Bumi justru lebih memanas dalam 29 tahun terakhir daripada 110 tahun sebelumnya. Sejak 1992, dunia telah memecahkan rekor suhu tertinggi global tahunan sebanyak delapan kali. Di seluruh dunia, menurut data kebencanaan dari The International Disaster Database EM-DAT, telah terjadi hampir 8.000 bencana alam akibat perubahan iklim yang menewaskan 563.735 orang.





Angka-angka itu mungkin belum termasuk semua bencana dan kematian yang tidak terdata, kata Debarai Guha-Sapir, pengawas database pada Centre for Research on the Epidemiology of Disasters, University of Louvain School of Public Health, Brussels.





Dari penelitian medis awal tahun ini yang mengamati 732 kota di seluruh dunia untuk menghitung berapa banyak kematian akibat perubahan iklim akibat panas ekstra, ditemukan bahwa rata-rata sejak tahun 1991, telah terjadi 9.702 kematian akibat pemanasan global per tahun hanya di kota-kota yang diteliti, yang bertambah hingga 281.000 kematian akibat panas akibat iklim sejak tahun 1992.


Halaman:

Tags

Terkini