KONTEKS.CO.ID - Rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar serta tarif dasar listrik (TDL) mendapat penolakan dari mahasiswa.
Salah satu organisasi mahasiswa yang terang-terangan menolak kenaikan harga BBM dan TDL datang dari Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI).
Ketua Umum PB HMI Raihan Ariatama menginstruksikan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di seluruh Indonesia turun ke jalan menggelar aksi damai menyikapi rencana kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Instruksi Ketua Umum PB HMI Raihan Ariatama tersebut tertuang dalam dalam surat surat PB HMI dengan nomor 606/A/SEK/01/1444.
"Bersama dengan datangnya surat ini kami sampaikan kepada seluruh pengurus Badko, Pengurus Cabang dan Pengurus Komisariat Se-Indonesia dalam menjaga gerakan mahasiswa Islam, maka kami Instruksikan untuk Aksi Serentak yang dilakukan secara damai dan tidak anarkis," kata Raihan Ariatama dikutip dari rilisnya, Senin (29/8).
Instruksi tersebut diputuskan melalui rapat harian Pengurus Besar Himpunan Mahaswa Islam pada Jum'at 26 Agustus 2022. Aksi akan dilaksanakan serentak di seluruh Wilayah pada Senin, 29 Agustus 2022 pukul 10.00 WIB.
Berikut ini sikap PB HMI terkait rencana kenaikan BBM dan TDL:
- Menolak rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi karena akan mengorbankan kondisi ekonomi rakyat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang belum sepenuhnya puh akibat terpaan Pandemi Cavid-19,
- Meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan kenaikan tarif dasar listrik dan
- Mendesak pemerintah untuk memberantas mafia di sektor minyak, gas (migas) dan pertambangan dengan melakukan penegakan hukum yang adil dan transparan dari hulu ke hilir.
Sebagai solusi atas persoalan energi tersebut, PB HMI merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan kebijakan sebagai berikut: