nasional

Savic Ali Soroti Kegagalan NU Hadirkan 'Citizenship' Kontrol kekuasaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:15 WIB
PBNU selidiki dugaan sabotase Digdaya NU. (PBNU)
KONTEKS.CO.ID – Aktivis dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Savic Ali, soroti kegagalan NU hadirkan citizenship yang hidup dan dekat dengan rezim Prabowo-Gibran.
 
“NU tetap entitas masyarakat sipil, tetapi banyak warganya menjadi pasif, bukan warga aktif yang mengawasi kekuasaan,” ujarnya dalam keterangan diterima di Jakarta, Minggu, 14 Desember 2025.
 
Menurutnya, bayang-bayang figur seperti Gus Dur menjadi tolok ukur yang justru memperlihatkan kemunduran, yakni NU kehilangan keberanian intelektual dan moral untuk berdiri berhadap-hadapan dengan negara ketika kebijakan melenceng dari keadilan sosial.
 
 
Ia juga menegaskan, publik jangan lagi hanya menggantungkan harapan demokrasi pada elite ormas besar saja.
 
Dalam situasi NU dan Muhammadiyah telah terserap jauh ke dalam orbit kekuasaan, lanjutnya, penyangga demokrasi harus dicari di luar pada generasi muda, gerakan akar rumput, aktivisme lintas identitas, dan warga negara yang berani bergerak tanpa bendera organisasi.
 
“Sejarah perubahan besar di Indonesia tidak pernah dimulai dari organisasi mapan,” ujar Savic Ali. 
 
 
Ia mengulik gerakan rakyat 1908, 1928, 1945, hingga 1998, semuanya digerakkan oleh generasi yang kepentingannya belum banyak.
 
Menurutnya, demokrasi tidak runtuh karena oposisi lemah, melainkan karena masyarakat sipil memilih diam ketika dipangku dan ditimang-timang kekuasaan negara.***
 

Tags

Terkini