nasional

Jokowi Bakal Pamerkan Semua Ijazahnya Mulai dari SD hingga S1 UGM di Pengadilan

Rabu, 10 Desember 2025 | 09:37 WIB
Mantan Presiden Jokowi akan menunjukan ijazah S1 UGM aslinya di pengadilan. (Foto: Instagram @jokowi)

KONTEKS.CO.ID – Selama ini mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai takut menunjukan ijazah S1 UGM aslinya ke publik, setelah muncul dugaan lembaran kelulusannya itu palsu.

Dalam sejumlah pernyataannya kepada publik, Jokowi memang menolak menunjukannya kepada masyarakat luas.

Terkini, ayah dari Wapres Gibra Rakabuming Raka itu menyatakan kesediaannya memperlihatkan ijazah Sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada publik.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Lagi, Muntahkan Abu Vulkanik 500 Meter: Warga Diimbau Jauhi Besuk Kobokan hingga 13 Km

Bahkan bukan hanya ijazah S1, dia bersedia memperlihatkan ijazahnya mulai dari sekolah dasar (SD). Semua bukti kelulusannya itu akan ditunjukkannya di pengadilan.

Jokowi menegaskan, pengadilan adalah forum yang paling tepat guna membuktikan keaslian ijazahnya. "Ya, itu (pengadilan jadi) forum yang paling baik untuk menunjukkan ijazah asli saya dari SD, SMP, SMA, universitas, semuanya dan saya bawa (ke pengadilan)," kata Jokowi, mengutip Kompas TV, Rabu 9 Desember 2025.

Pihaknya berharap masalah ijazah palsu yang dibawanya ke ranah pidana bisa menjadi pembelajaran agar tak mudah menuduh seseorang.

Baca Juga: Artis-Artis Kompak Dukung Wacana Beli Hutan: Gerakan Receh yang Jadi Serius

"Untuk pembelajaran kita semuanya bahwa jangan sampai gampang menuduh orang. Jangan sampai gampang menghina orang, memfitnah orang, mencemarkan nama baik seseorang," cetusnya.

Jokowi menuturkan, kasus serupa bisa saja terjadi ke orang lain kalau ia tak menyeretnya ke ranah hukum. "Ya kan bisa terjadi tidak hanya kepada saya, bisa ke yang lain. Bisa ke menteri, bisa ke presiden yang lain, bisa ke gubernur, bupati, wali kota, semuanya dengan tuduhan yang asal-asalan," sebut Jokowi.

Di periode seperti sekarang, Jokowi menganggap bahwa semua pihak seharusnya bisa berkonsentrasi kepada hal-hal yang lebih besar.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Naik Aktivitas, Level II: Warga Diminta Stay Alert!

"Untuk strategi besar negara, untuk kepentingan yang lebih besar bagi negara ini. Misalnya tadi yang berkaitan dengan menghadapi masa-masa ekstrem, menghadapi masa-masa perubahan karena artificial intelligence (AI), karena humanoid robotic," katanya.

“Jangan jutru energi besar itu dipakai untuk urusan-urusan yang sebetulnya urusan ringan,” imbuhnya.

Halaman:

Tags

Terkini