Panda raksasa dikenal sulit berkembang biak, sehingga setiap kelahiran menjadi kabar baik bagi dunia konservasi.
Saat ini populasi panda liar diperkirakan kurang dari 1.900 ekor, dengan habitat utama di Sichuan, Shaanxi, dan Gansu.
Upaya perlindungan besar-besaran pada 2000-an berhasil meningkatkan populasi mereka, yang membuat statusnya berubah dari “terancam punah” menjadi “rentan”.
Kantor Informasi Dewan Negara China pada 2021 menyatakan bahwa kondisi hidup spesies langka di negara tersebut menunjukkan peningkatan signifikan berkat konservasi keanekaragaman hayati.
Baca Juga: Pemerintah Kebut Pembangunan Jembatan Bailey, Akses Penghubung Bireuen–Takengon
Di Indonesia, perhatian publik terhadap panda meningkat setelah Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan nama bayi panda tersebut pekan lalu.
Hal itu sekaligus memperlihatkan fotonya saat bertemu Wang Huning, penasihat politik senior China.
Rio merupakan anak dari pasangan panda Cai Tao dan Hu Chun, yang tiba di Indonesia pada 2017 dan tinggal di fasilitas khusus menyerupai istana di Taman Safari, Bogor.
Kelahiran ini sekaligus menandai keberhasilan kerja sama konservasi Indonesia–Chhina yang sudah berlangsung hampir satu dekade.
Dengan kondisi lahir yang sangat rentan, Rio kini menjalani pemantauan ketat 24 jam oleh tim medis Taman Safari.
Publik diimbau bersabar karena bayi panda belum dapat diakses umum hingga kondisinya lebih stabil dan perkembangan awalnya optimal.***