KONTEKS.CO.ID - Proses distribusi bantuan bagi korban banjir di Sumatera kembali menjadi sorotan setelah muncul kritik terkait metode airdrop yang dinilai merugikan warga.
TNI memastikan sudah melakukan evaluasi menyeluruh atas temuan di lapangan yang menunjukkan sebagian bantuan rusak saat dijatuhkan dari udara.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menjelaskan bahwa bantuan yang disalurkan saat ini masih berfokus pada kebutuhan dasar seperti beras, makanan instan, dan makanan siap saji. Jenis bantuan lain terus disesuaikan dengan kondisi para penyintas.
“Kita bersama BNPB selalu komunikasi, kemudian apa-apa saja yang menjadi kebutuhan seperti beberapa titik yang terisolir dan tenda tidak layak, didorong kebutuhan tenda lebih layak,” ujar Freddy kepada wartawan, Sabtu, 6 Desember 2025.
Selain tenda, TNI juga menyalurkan kasur, tempat tidur, kebutuhan bayi, hingga pakaian.
“Jadi, kebutuhan yang mendesak, pakaian dan sebagainya nanti itu akan dinamis sesuai dengan kenyataan di lapangan,” tambahnya.
Evaluasi Ketat Airdrop Usai Bantuan Rusak Jadi Viral
Metode airdrop yang digunakan di beberapa lokasi terisolasi menimbulkan kritik publik setelah beredar video bantuan pangan yang rusak parah saat mendarat.
Freddy mengakui adanya evaluasi internal. “Kita terus mengevaluasi proses distribusi bantuan lewat udara, perlu saya tekankan bahwa di momen saat ini, khususnya pada tempat-tempat yang terisolir, sulit dijangkau,” ujarnya.
Menurut dia, kondisi jalan yang masih terputus membuat unsur udara menjadi satu-satunya pilihan.
“Masih tertutup, masih terputus jalan daratnya. Itu kemampuan, kekuatan udara itu sangat mendukung. Jadi, helikopter, pesawat yang melakukan airdrop dengan berbagai model itu kita upayakan pendistribusian cepat,” katanya.
Freddy menegaskan evaluasi dilakukan bersama seluruh unsur yang terlibat, bukan hanya TNI.