KONTEKS.CO.ID - Operasi udara berskala besar dikerahkan pemerintah untuk mempercepat penyaluran bantuan bagi korban banjir di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
TNI Angkatan Udara (AU) mengoperasikan empat pesawat angkut, yakni tiga Hercules dan satu A400M untuk memastikan bantuan logistik dapat menjangkau wilayah terdampak secepat mungkin.
Pesawat-pesawat tersebut diberangkatkan dari Skuadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma pada Jumat pagi dan langsung menuju tiga provinsi yang dilanda bencana banjir dalam sepekan terakhir.
Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi sejak 25 November 2025 kepada Menko PMK Pratikno untuk mengoordinasikan seluruh kebutuhan darurat di daerah terdampak.
Sejak instruksi itu, pemerintah mulai mengirimkan berbagai jenis bantuan melalui pesawat angkut TNI AU, termasuk pesawat Boeing, guna memastikan suplai logistik tidak terputus.
Untuk pengiriman hari ini, Teddy menjelaskan bahwa pemerintah mengutamakan perlengkapan evakuasi dan sarana pendukung operasi tanggap darurat.
"Ada tenda sebanyak sekitar 150, kemudian ada perahu karet karena sangat penting untuk evakuasi ada sekitar 64. Kemudian genset (alat bantu listrik). Diberangkatkan sekitar 100 alat komunikasi ke sana agar sinyal komunikasi bisa dimulai kembali," ujarnya, Jumat, 28 November 2025.
Selain itu, pengiriman juga mencakup makanan siap saji, tenaga kesehatan, serta obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi.
Teddy menambahkan bahwa seluruh bantuan akan diturunkan melalui bandara terdekat di masing-masing wilayah banjir.
Baca Juga: Update Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sumut: 43 Orang Meninggal, 88 Masih Hilang
Bantuan untuk Sumatera Barat diarahkan ke Padang, sementara distribusi untuk wilayah Sumatera Utara dipusatkan melalui Bandara Silangit di Tapanuli.
"Kemudian satu ke bandara di Banda Aceh dan Lhokseumawe (Aceh Utara) karena adalah bandara terdekat dengan lokasi terdampak," jelasnya.