Rahmah El Yunusiyyah: Pendidikan dan Emansipasi Perempuan
Rahmah menekankan kesetaraan dan kemajuan perempuan tanpa menentang kaum pria.
Sekolah yang didirikannya memunculkan program mulai dari taman kanak-kanak hingga Kulliyah al-Mu’allimat al-Islamiyah untuk calon guru perempuan.
Kiprah Rahmah tak hanya di Minangkabau. Pengaruhnya sampai ke Jawa dan dunia internasional.
Semangatnya dalam pendidikan perempuan menarik perhatian dunia Islam. Pada 1957, Universitas al-Azhar Kairo memberikan gelar doctor honoris causa kepada Rahmah, yang kemudian dikenal sebagai Syaikhah Rahmah el Yunussiyah.
Baca Juga: Apple Bikin Kejutan! iPhone Air Generasi Baru Akan Punya Dua Kamera Belakang Super Canggih!
Prestasi ini menjadi simbol pengakuan global terhadap pendidikan Muslimah di Indonesia.
Rahmah juga dikenal sebagai pejuang non-kooperatif terhadap kolonial Belanda.
Ia menolak aturan diskriminatif seperti Ordonansi Sekolah Liar 1932, bahkan memimpin penolakan secara aktif. Selama masa revolusi, ia turut mengorganisasi TKR dan laskar pejuang Muslim untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Warisan Rahmah El Yunusiyyah tetap hidup hingga kini, terutama melalui Diniyah Putri yang menjadi ikon pendidikan perempuan Muslim di Indonesia, membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci emansipasi dan kemajuan bangsa.
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammady, mengatakan, “ Rahmah El Yunusiyyah merupakan perempuan pertama yang meraih gelar Syaikhah dari Universitas Al-Azhar, Kairo."
"Pada 1957 Bunda Rahmah diundang Universitas Al-Azhar ke Mesir untuk dianugerahi gelar Syaikhah.”
Fauziah menambahkan, penyematan gelar ini berawal dari kunjungan petinggi Universitas Al-Azhar yang dibawa Mohammad Natsir ke Padang Panjang.
“Mereka terkejut dan kagum karena pondok pesantren ini sudah mengajarkan ilmu formal kepada perempuan, sementara Al-Azhar saat itu belum melakukannya,” ujar Fauziah.
Baca Juga: Berburu Tiket Kereta Natal & Tahun Baru 2026? Ini Jadwal dan Cara Belinya Biar Nggak Kehabisan!