KONTEKS.CO.ID - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah atau Wamendikdasmen Atip Latipulhayat menilai perlunya penyesuaian materi Matematika di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Itu supaya matematika lebih bersifat terapan dan relevan dengan bidang keahlian siswa.
Dalam peninjauan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di SMKN 26 Rawamangun, Jakarta, baru-baru ini, Atip menerima sejumlah masukan kalau soal Matematika terlalu teoretis.
Baca Juga: Tes Kemampuan Akademik SMK, Siswa Keluhkan Soal Matematika Terlalu Rumit dan Singkat
Ia menegaskan fokus pembelajaran di SMK seharusnya menekankan keterampilan dan penerapan konsep dalam dunia kerja.
“Untuk murid SMK yang fokus di bidang pembangunan, matematika pasti selalu dibutuhkan. Kan dihitung, kan? Jadi hidup ini adalah matematika,” ujar Atip.
Ia menambahkan dengan gaya khasnya, “Life is matematika. Matematika is our life.”
Atip menegaskan, meski bersifat terapan, matematika tetap harus menjadi mata pelajaran wajib dalam TKA karena penting untuk berpikir logis dan sistematis.
“Matematika tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari,” ujarnya.***