KONTEKS.CO.ID - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, melontarkan candaan saat menyoroti proyek sistem perpajakan nasional, Coretax. Ia menyinggung programmer dari LG Korea yang menangani sistem ternyata lulusan SMA.
“Yang dikasih ke kita bukan orang jago-jago kelihatannya. Jadi ya memang Indonesia sering dikibulin asing,” ujarnya sambil tertawa di Kantor Kemenkeu yang dilansir pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Coretax Masih Bermasalah
Coretax merupakan sistem administrasi perpajakan terintegrasi dengan nilai kontrak Rp1,228 triliun, yang dikembangkan untuk mempermudah layanan pajak.
Meski ambisius, beberapa komponen sistem belum bisa diakses karena masih di bawah tanggung jawab LG. “Yang bisa ditangani sudah diperbaiki semaksimal mungkin, walaupun masih ada kesalahan sedikit di sana-sini,” jelas Purbaya.
Baca Juga: Mendadak Konser Slank di Aceh Batal, Panitia: Dispora Tagih Rp700 Juta Tanpa Dasar Hukum Jelas
Awal kerja sama, komunikasi dengan LG dinilai lambat dan kurang responsif. “Sebelumnya, kalau ditanya, mereka cuek, responsnya lama,” kata Menkeu.
Setelah dibentuk satgas khusus, koordinasi mulai membaik, termasuk pengiriman tenaga ahli dan bimbingan teknis oleh staf Kemenkeu.
Karena kontrak dengan LG berlaku hingga Desember 2025, beberapa bagian Coretax belum bisa disentuh. Purbaya menegaskan perbaikan tetap berjalan sesuai rekomendasi Kemenkeu dan berharap sistem bisa berfungsi optimal.
Baca Juga: Mahfud MD Siap Diperiksa KPK Soal Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, Tetap Santai dan Tegas
Sebelumnya, Purbaya menargetkan perbaikan selesai dalam satu bulan. Namun, ia mengakui perkiraan itu keliru.
“Satu bulan tidak cukup merombak keseluruhan Coretax. Beberapa bagian baru bisa diakses Januari 2026,” ungkapnya.
Meski menghadapi kendala teknis dan kontrak, Purbaya optimistis Coretax akan semakin stabil. Ia berkomitmen memastikan sistem bekerja efektif demi pelayanan pajak yang lebih efisien dan transparan di Indonesia.***