KONTEKS.CO.ID – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), Haidar Alwi, menilai bahwa adanya motif politik di balik desakan reformasi Polri membuat Presiden Prabowo hati-hati.
"Langkah kehati-hatian inilah yang membuat Prabowo memilih jalan evolusi, bukan revolusi," ujarnya di Jakarta, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Menurut dia, Prabowo membiarkan Polri berbenah dengan tempo sendiri, sembari memastikan bahwa arah reformasi berjalan di bawah kendali negara.
"Bukan oleh kelompok yang ingin memulihkan pengaruh lamanya di sektor keamanan," katanya.
Reformasi Polri bukan proyek balas dendam, bukan pula panggung adu pengaruh antara purnawirawan. Reformasi Polri adalah proses rasional yang harus dikawal dengan ketenangan, bukan dengan emosional dan ketergesa-gesaan.
Haidar menegaskan, jika Gatot Nurmantyo dan rekan-rekan sejawatnya sungguh mencintai bangsa ini, seharusnya mereka membantu menjaga keseimbangan antarlembaga, bukan menebar narasi yang dapat memecah kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Ia menyampaikan, dalam konteks pemerintahan Prabowo, ketegasan bukan berarti terburu-buru, dan perubahan sejati justru dimulai ketika negara berdiri tegak di atas kepentingannya sendiri. Bukan tunduk pada tekanan siapapun.***