Sebagai langkah konkret, Kementerian UMKM terus mengembangkan pendekatan hilirisasi komoditas unggulan melalui program Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing, yang telah berjalan di 16 kabupaten/provinsi sejak 2022 hingga 2024.
Melalui program ini, para pengusaha UMKM dapat mengakses fasilitas produksi bersama, pelatihan teknologi, dan sertifikasi mutu untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk.
Kementerian UMKM optimistis bahwa dengan hilirisasi yang didukung inovasi dan kolaborasi lintas sektor, madu lokal dapat menjadi produk unggulan yang berdaya saing tinggi, berkontribusi langsung pada program nasional MBG, serta membuka peluang ekspor di pasar global.
Baca Juga: Survei BI, Penjualan Eceran September 2025 Diprediksi Tumbuh, Ini Faktornya
“Inovasi dan kolaborasi akan menjadi kunci agar madu Indonesia tidak hanya menjadi konsumsi domestik, tetapi juga dikenal di pasar dunia,” ujar Menteri Maman.
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Direktorat Kerja Sama dan Kemitraan Badan Gizi Nasional (BGN), Imam Bachtiar, menegaskan bahwa BGN memberi ruang bagi pemerintah daerah untuk menyesuaikan penyusunan menu MBG dengan potensi pangan lokal yang ada di wilayah masing-masing.
Pemanfaatan bahan pangan lokal seperti madu, sagu, maupun komoditas khas daerah lainnya dinilai penting untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus memberdayakan pengausaha UMKM agar ikut terlibat dalam rantai pasok MBG.
Baca Juga: Patrick Kluivert Ungkap Dua Blunder Fatal yang Hancurkan Timnas Indonesia!
“Apabila potensi lokal di Jawa Tengah, misalnya, adalah madu, maka hal tersebut dapat dibicarakan dan diusulkan untuk menjadi salah satu menu pendamping MBG,” ujar Imam.
Ia menjelaskan, madu berpotensi menjadi bagian dari menu suplemen Program MBG, sepanjang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan. Untuk itu, diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan agar pelaksanaannya berjalan optimal.
“Sinergi ini penting agar program tidak hanya sukses dari sisi gizi, tetapi juga berdampak ekonomi bagi pengusaha UMKM lokal,” katanya.
Dengan dorongan kuat dari Kementerian UMKM dan dukungan Badan Gizi Nasional, komoditas madu diharapkan dapat menjadi contoh nyata integrasi antara program peningkatan gizi dan pemberdayaan ekonomi rakyat.
Baca Juga: 6 Event Wisata Seru Bisa Dinikmati Sepanjang Oktober 2025: Lari Lintas Alam hingga Festival Seni
Selain memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal, langkah ini juga sejalan dengan visi pembangunan nasional untuk menciptakan generasi emas yang sehat dan mandiri melalui sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.***