KONTEKS.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto segera memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana sepulang dari kunjungan ke luar negeri.
Pemanggilan itu terkait maraknya kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai wilayah Indonesia.
“Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan beberapa pejabat, kita akan diskusikan,” tegas Prabowo di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur setiba dari kunjungan dari luar negeri, Sabtu, 27 September 2025.
Program MBG lanjut Prabowo ialah inisiatif penting dalam rangka membantu anak-anak yang kesulitan mengakses makanan bergizi. Sehingga dia minta masalah tersebut tak dipolitisir.
“Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal. Tapi saya yakin kita akan selesaikan dengan baik. Jangan sampai dipolitisasi, apalagi tujuan MBG ini untuk anak-anak yang makan sehari-harinya hanya nasi dengan garam,” katanya memungkasi.
Sebagaimana diketahui, berdasrkan laporan KSP pada Rabu, 24 September 2025, sebanyak 8.549 SPPG kedapatan belum mengantongi SLHS. Temuan itu berdasarkan data per 22 September 2025.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Muhammad Qodari, menyampaikan, SLHS diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). SLHS merupakan bukti pemenuhan standar mutu serta persyaratan keamanan pangan olahan maupun siap saji.
Baca Juga: BGN Sebut Kasus Keracunan MBG Akibat 45 Dapur Tak Jalankan SOP
“Jadi singkatnya, SPPG itu harus punya SLHS dari Kemenkes sebagai upaya mitigasi dan pencegahan keracunan pada program MBG,” ujarnya.
Qodari menegaskan, setiap SPPG wajib memiliki SOP dan SLHS sebagai prasyarat operasional untuk mencegah kasus keracunan pangan dalam program MBG.
Menurutnya, markanya siswa keracunan di sejumlah sekolah setelah mengonsumsi makanan dari MBG menjadi peringatan serius agar pengelolaan program ini lebih disiplin dan berbasis standar.***