KONTEKS.CO.ID - Politikus Partai Golkar, Indra J. Piliang menyebut, isu mengenai keaslian ijazah Wapres Gibran Rakabuming Raka alias Gibran "sulit untuk diselamatkan".
Ia bahkan tak segan menyebut istilah saatnya “melempar handuk”, terlebih jika otoritas pendidikan di Singapura dan Australia sudah buka suara.
“Bayangkan kalau otoritas Singapura dan Australia ikut bicara. Sulit untuk diselamatkan. Saatnya lempar handuk,” kata Indra dikutip dari akun X-nya, @IndraJPiliang yang diposting Jumat, 19 September 2025.
Makna istilah "lempar handuk" sendiri bisa ditafsirkan lebih kepada saran atau masukan agar pihak Gibran dan koalisinya segera menyiapkan langkah antisipatif manakala ada klarifikasi resmi dari kampus luar negeri yang nyatanya berbeda dengan klaim yang selama ini dilontarkan.
Baca Juga: Tak Nampak Batang Hidungnya, Kemana Gibran saat Prabowo Lantik Menteri Baru di Istana?
Adapun nama Singapura dan Australia disebut lantaran proses pendidikan Gibran melalui kedua negara itu. Yang mana program awalnya dilakukan lewat jalur persiapan di Sydney, Australia, sebelum melanjutkan ke MDIS Singapura.
Jika pihak berwenang di dua negara itu merilis pernyataan resmi yang justru meragukan catatan akademik Gibran, maka dampaknya akan serius. Dilihat dari kacamata legitimasi akademik maka surat kesetaraan dari Kemendikbud RI nantinya akan kembali dipertanyakan.
Selain itu, dari aspek kepercayaan publik isu bisa meluas ke ranah internasional, yang tentunya akan berimbas pada citra Gibran yang juga putra mantan Presiden Jokowi akan semakin terpojok.
Sedangkan dampak politiknya, para penentang politik di luar sana bisa menggunakan temuan itu sebagai senjata hukum dan kampanye, terutama menjelang pemilu atau kontestasi politik berikutnya.
"Sebenarnya Gibran ini korban yang dimanfaatkan para oligarki dan orang-orang hitam yang menguasai SDA dan merasa diuntungkan kalau dia jadi pemimpin negeri ini. Karena akan mudah dikendalikan. Merekalah yang mendorong dan memback-up kekuatannya," tutup Indra.
Baca Juga: Tuntutan Minus Makzulkan Gibran, IRESS: Pesan Geng Solo Bisa 'Sahronikan' DPR
Sebelum menjabat Wapres, Gibran adalah Wali Kota Solo dengan masa jabatan 2021-2024. Lulusan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 16 Mangkubumen Kidul, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Surakarta, dan Orchid Park Secondary School, Singapura.
Gibran kemudian melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Singapura. Kampusnya disebut Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan lulus pada 2007. Namun saat ini di Wikipedia data pendidikan Gibran sudah tidak ada.
Sedangkan pegiat media sosial Dokter Tifa pada 2023 silam membeberkan kejanggalan ijazah yang dimiliki Gibran. Menurutnya, Gibran yang merupakan anak sulung Presiden Jokowi itu tidak kuliah di Australia, akan tetapi hanya mengikuti kursus saja.