nasional

Bukan Sekolah Umum, Menag Rekomendasikan Orang Tua Pilih Pesantren atau Madrasah untuk Pendidikan Anak-Anaknya

Minggu, 21 September 2025 | 19:16 WIB
Menag Nasaruddin Umar saat memberikan kata sambutan dalam acara peringatan Maulid Nabi di PP Riyadlul Jannah. Ia merekomendasikan madrasah dan pondok pesantren untuk pendidikan anak. (Kemenag)

KONTEKS.CO.ID – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar merekomendasikan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di madrasah dan pondok pesantren.

Alasannya, pembentukan karakter anak sangat penting untuk menjadi anak yang saleh.

“Di sini, para santri saling mendoakan, termasuk untuk orang tuanya. Doa anak saleh adalah doa yang mustajab, bahkan menjadi hadiah berharga bagi orang tua di akhirat,” kata Menag pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Ponpes Riyadlul Jannah, Karawang, Minggu 21 September 2025.

Baca Juga: Penampakan Perdana Jet Tempur Rafale Milik Indonesia, Lambang Black Panthers Hiasi Badan Pesawat

Ia lalu menyampaikan peran penting madrasah dan pondok pesantren dalam mencetak generasi bangsa. Generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara emosional dan spiritual.

“Madrasah dan pesantren bukan sekadar tempat mencari ilmu, tapi juga tempat menempa akhlak dan spiritualitas, agar lahir generasi yang cerdas akal, emosi, dan batin,” klaimnya.

Acara ini sekaligus peresmian Masjid Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Internasional, Karawang, yang menjadi cabang ke 2 dari Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Cikarang.

Baca Juga: Warga Sukabumi Dikejutkan Gempa Magnitudo 3,9 Sore Ini, BMKG Rilis Data Awal dan Pesan Penting soal Kewaspadaan

Turut hadir pada kegiatan ini, Menteri PPPA Arifatul Chairi Fauzi, Staf Khusus Menag Gugun Gumilar, Kepala Kanwil Kemenag Jabar, dan Kepala Kantor Kemenag Karawang.

Keunggulan mendasar madrasah adalah menjadi ruang mengajarkan ilmu, sekaligus penguatan akhlak. “Di madrasah dan pesantren, ilmu bukan hanya diajarkan, tetapi juga diamalkan dengan penuh kesungguhan,” ujarnya.

Nasaruddin Umar lalu menyoroti peran guru dan pendidik. Guru, berasal dari bahasa Sanskerta gu (gelap) dan ru (obor), bermakna penerang yang mengusir kegelapan.

Baca Juga: Projo Ungkap Alasan Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode

Namun pendidik memiliki peran lebih luas. “Semua pendidik itu guru, tapi tidak semua guru itu pendidik. Guru bukan hanya mencerdaskan otak, tapi juga mencerdaskan jiwa dan batin,” tambahnya.

Menag yakin kalau para murid dididik dengan baik, maka akan lahir masyarakat yang cerdas secara akal, emosi, dan batin. Dari lingkungan madrasah dan pesantren, tidak hanya akan lahir ilmuwan yang ahli teori, tapi juga intelek yang mengamalkan pengetahuannya, serta cendekiawan yang ilmunya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Halaman:

Tags

Terkini