KONTEKS.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menegaskan, Indonesia adalah korban dalam kasus dugaan pencemaran udang beku yang mengandung zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Pernyataan ini muncul setelah pemerintah mendapati 14 kontainer asal Filipina terdeteksi paparan Cs-137 di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Kita ini Indonesia sebetulnya menjadi korban, korban karena di saat bersamaan pemerintah menemukan ada 14 kontainer yang terdeteksi Cs-137. Semua kontainer tersebut segera kita re-ekspor ke Filipina,” kata Zulhas di Jakarta Pusat, pada Jumat, 12 September 2025 kemarin.
Baca Juga: Jangan Mudah Tertipu, Begini Cara Memilih Travel Umrah Terpercaya Agar Ibadah Khusyuk
14 Kontainer Dipastikan Dire-ekspor
Menurut Zulhas, sebanyak 9 kontainer di antaranya terbukti terkontaminasi zinc concentrate powder. Namun pemerintah memutuskan untuk mengirim kembali seluruh 14 kontainer ke Filipina.
“Jadi sekarang kita juga perketat regulasi terutama barang-barang yang berpotensi mengandung limbah, misalnya scrap dan serbuk. Pengawasan ketat mutlak dijalankan,” jelasnya.
Baca Juga: Jawa Barat Jadi Jawara Lagi Jumlah PHK, Nyaris 30 Persen Total di Seluruh Indonesia
Kronologi Dugaan Pencemaran Udang
Kasus ini mencuat setelah Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Agustus lalu mengumumkan dugaan pencemaran radioaktif pada udang beku asal Indonesia.
Produk tersebut dikirim oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS Food) dan dijual di jaringan ritel Walmart.
FDA meminta konsumen di Amerika untuk tidak mengonsumsi produk tersebut dan segera membuangnya.
Baca Juga: Kini Muncul Video Presiden Prabowo Subianto Sebelum Film Mulai di Bioskop, Netizen Langsung Heboh
Temuan itu bermula dari laporan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS di empat pelabuhan besar: Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami.
Indonesia Kembali Perketat Pengawasan
Pemerintah menilai kasus ini harus menjadi pelajaran penting.
Zulhas menegaskan langkah pengawasan impor akan diperketat demi mencegah hal serupa terulang.