KONTEKS.CO.ID - Unjuk rasa menolak kenaikan tunjangan anggota DPR RI yang membuat pendapatan mereka tembus Rp100 juta berlangsung di depan Gedung DPR, Senayan, Senin 25 Agustus 2025.
Wakil Ketua Komisi II DPR, Aria Bima, memastikan bahwa Badan Penerima Aspirasi Masyarakat akan menampung semua masukan yang disampaikan oleh para demonstran.
“Tuntutan nanti Badan Penerima Aspirasi Masyarakat, tentunya akan mengevaluasi berbagai masukan yang ada, dan apakah hari ini sudah ketemu, saya belum mendapatkan informasi,” kata Aria saat ditemui awak media.
Baca Juga: Demo Panas soal Tunjangan DPR, Istana Malah Sibuk Bagi 141 Tanda Jasa, Netizen: Ironi Level Dewa
Politikus PDI-P itu berharap agar unjuk rasa tetap tertib dan damai, tanpa kekerasan dari kedua pihak.
Anarkisme Bisa Mengaburkan Pesan
Aria menyoroti hal yang sering terjadi saat demo: substansi aspirasi sering hilang karena keributan dan gas air mata.
“Yang terekspos bukan substansi untuk mendemo kenaikan harga atau kenaikan pendapatan DPR, tapi yang terekspos malah cuma gebu-gebukan sama gas air mata. Saya kira itu yang sangat saya sayangkan,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa unjuk rasa dijamin undang-undang, tapi penyampaian pendapat harus tetap proporsional.
Baca Juga: Berapa Total Kekayaan Haji Isam? Zakat Maalnya Saja Tembus Rp250 Miliar!
Aparat dan Demonstran Harus Jaga Keseimbangan
Aria mengingatkan agar aparat tidak bersikap terlalu represif, dan demonstran juga jangan bertindak anarkis.
“Siapa yang lebih dulu? Represif dulu atau anarki dulu? Nah, ini yang kadang nggak ketemu,” ujarnya.
Pesannya jelas yaitu rakyat boleh bersuara, tapi jangan sampai aksi merusak fokus substansi aspirasi.