“Karena akan menambah beban rutin,” ucapnya.
Baca Juga: TNI Resmikan 6 Kodam Baru, Siap Unjuk Kekuatan di Batujajar Bareng Jenderal Bintang Tiga
FYI, saat ini lebih dari 70 persen anggaran pertahanan lari ke belanja rutin, gaji, dan tunjangan personel.
Kalau struktur makin besar, ya anggarannya juga harus nambah dong. Enggak bisa cuma modal semangat nasionalisme.
Mirip Struktur Militer AS?
Pendapat menarik datang dari mantan Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto. Katanya, struktur baru ini meniru sistem militer Amerika Serikat.
“Arahnya ke struktur seperti militer AS,” katanya.
Baca Juga: 3 Jenderal Berebut Kursi Panas Wakil Panglima TNI, Prabowo Akan Pilih Loyalis atau Profesional?
Ia juga menyebut tren ini sebenarnya udah kelihatan sejak zaman Jenderal Andika Perkasa.
Nah, soal isu jabatan nonjob alias perwira tinggi kebanyakan, Andi optimistis akan terselesaikan seiring waktu.
“Saat angkatan 88 dan 91 pensiun, masalah nonjob selesai,” katanya.
Namun Andi juga mengingatkan, semua itu baru bisa dihitung tepat kalau data soal perwira yang pensiun dan jabatan struktural benar-benar dibuka.
Baca Juga: Jelang Kejuaraan Dunia 2025, Rinov dan Pitha: Misi Comeback di Paris
Peningkatan status pasukan elite TNI ini ibarat dua sisi mata uang: bisa bikin TNI makin gahar, tapi juga berisiko menambah beban negara.
Publik pun berhak tahu, apakah ini strategi jangka panjang yang bijak, atau sekadar solusi instan yang efeknya mahal?***