nasional

Rumah Makan Padang Terus Mendunia, Eksis di Berbagai Negara

Senin, 28 Juli 2025 | 16:23 WIB
Fakta unik rumah makan Padang. (freepik)

KONTEKS.CO.ID - Rumah makan Padang kini telah menjadi salah satu representasi paling dikenal dari kekayaan kuliner Indonesia di mata dunia.

Dengan sajian khas seperti rendang, gulai, dan sambal hijau yang kaya rempah, kuliner Minang tidak hanya memikat lidah masyarakat Indonesia, tetapi juga telah merambah ke berbagai belahan dunia.

Mulai Asia, Eropa, Amerika hingga Australia, rumah makan Padang hadir sebagai bukti masakan Indonesia, khususnya dari Sumatra Barat, memiliki daya tarik lintas budaya dan selera.

Cita rasa yang kuat dan khas membuatnya mudah diterima oleh berbagai kalangan, baik diaspora Indonesia maupun warga lokal di negara-negara tersebut.

Baca Juga: Profil Isa Warps, Pemain Berdarah Minang yang Bikin Geger Debut Timnas Putri dengan Gol dan Selebrasi TikTok

Penyebaran rumah makan Padang ke luar negeri tak bisa dilepaskan dari budaya merantau masyarakat Minang.

Semangat merantau tidak hanya membawa nilai-nilai adat, tetapi juga memperkenalkan kuliner tradisional ke panggung global.

Banyak rumah makan Padang di luar negeri yang dirintis oleh orang-orang Minang atau warga Indonesia yang ingin membawa cita rasa asli kampung halaman ke negeri orang.

Di Singapura, sejumlah rumah makan Padang telah lama berdiri dan menjadi favorit masyarakat.

Baca Juga: Fakta Menarik Tentang Rumah Makan Padang

Warong Nasi Pariaman, misalnya, berdiri sejak 1948 dan masih eksis hingga kini.

Restoran lain seperti Sabar Menanti, Minang, Hajjah Maimunah, Sinar Pagi, Pagi Sore, dan Sari Ratu turut meramaikan peta kuliner di negeri jiran tersebut.

Di Australia, Salero Kito di Melbourne dan Pondok Buyung di Sydney menjadi tempat yang sering dikunjungi pelajar dan diaspora Indonesia.

Sementara di Jepang, Cafe Merah Putih yang berada di kawasan Shinjuku, Tokyo, menjadi tempat bagi warga setempat dan ekspatriat untuk mencicipi rendang dan gulai khas Minang.

Halaman:

Tags

Terkini