KONTEKS.CO.ID – Presiden Prabowo Subianto tetap berkomitmen menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) meski menghadapi sejumlah tantangan di lapangan.
Program ini dirancang untuk menjangkau 18 juta anak sekolah di seluruh Indonesia hingga akhir Desember 2025.
Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan Hidup, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa alasan utama di balik keberlanjutan program ini adalah temuan pemerintah mengenai tingginya angka anak sekolah yang belajar dalam kondisi lapar.
Baca Juga: Jadwal Liga 1 Pekan Terakhir Jumat-Sabtu, Penentu Tim Degradasi
“Sebanyak 41% anak sekolah di Indonesia pergi ke sekolah tanpa sarapan. Ini terjadi karena kemiskinan, orang tua mereka tidak mampu menyediakan makanan pagi,” ujar Hashim dalam acara DBS Asian Insights Conference di Jakarta, Rabu 21 Mei 2025.
Menurutnya, kondisi tersebut menjadi perhatian serius Prabowo. Anak-anak yang belajar selama lima jam tanpa asupan makanan cukup, kata Hashim, cenderung tidak bisa fokus dan menyerap pelajaran secara optimal.
“Ini adalah salah satu motivasi kuat bagi Presiden Prabowo untuk memperkenalkan dan melanjutkan program MBG,” lanjutnya.
Baca Juga: Kapolri Mutasi 67 Pati Polri, Kapolda Sultra dan NTT Digeser
Selain aspek pendidikan dan kesehatan, Hashim juga menyoroti potensi dampak ekonomi dari program ini.
Ia menyebut, apabila MBG diperluas untuk mencakup hingga 82 juta warga — termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita — maka akan terjadi peningkatan signifikan dalam permintaan produk pangan lokal seperti telur dan susu.
“Program ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi terbesar jika dijalankan dengan baik,” tegasnya.
Baca Juga: Peringkat Kota dengan Tingkat Kejahatan Tertinggi di Dunia Dirilis, Jakarta Urutan Ke-122
Pemerintah berharap program MBG tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan generasi muda, tetapi juga menjadi stimulan untuk sektor pertanian dan peternakan nasional.***