KONTEKS.CO.ID - Dalam perkembangan politik nasional yang semakin panas, tim jurnalis investigatif Tempo berhasil menguak dinamika mengejutkan di balik layar kekuasaan.
Salah satu bahasan utama mereka adalah pertemuan tertutup yang melibatkan Letjen (Purn) Sunarko, mantan Danjen Kopassus, bersama sejumlah jenderal purnawirawan lainnya.
Dalam forum tersebut bukan untuk sekadar bernostalgia, tetapi untuk membahas apa beberapa masalah serius negara.
Baca Juga: Thailand Open 2025, Bobby Setiabudi dan Melati Daeva Menang Kilat, Permalukan Tuan Rumah 22 Menit
Salah satu tokoh yang menjadi sorotan utama adalah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Beberapa purnawirawan terang-terangan menyebut Gibran sebagai "pemimpin karbitan", naik terlalu cepat tanpa pengalaman memadai.
Perbandingan pun muncul dimana Try Sutrisno butuh lebih dari tiga dekade dari karier militernya hingga duduk sebagai Wakil Presiden era Soeharto.
Sedangkan Gibran, bahkan belum menyelesaikan tugasnya sebagai Wali Kota Solo, kini telah menjadi orang nomor dua di republik ini melalui jalan pintas konstitusi yang dipersoalkan.
Dari diskusi-diskusi tersebut, para purnawirawan menyusun delapan poin tuntutan yang dirumuskan dan disepakati pada awal Februari 2025.
Baca Juga: Sony Xperia 1 VII Resmi Dirilis! Tampak Mirip Versi Lama, Tapi Simpan Kekuatan Baru yang Tak Terduga
Poin-poin itu kemudian disampaikan kepada Jenderal (Purn) Tri Sutrisno, sebagai tokoh senior yang dihormati.
Salah satu poin paling menggemparkan adalah usulan untuk memakzulkan Gibran yang mulai disuarakan ke publik pada April 2025 hingga memantik perdebatan nasional.
Presiden Prabowo Subianto, melalui Penasihat Khusus Bidang Politik dan Keamanan Wiranto, menanggapi dengan diplomatis.
Dalam konferensi pers di Istana pada 24 April 2025, Wiranto menyampaikan bahwa Presiden menghormati aspirasi para purnawirawan, namun tetap terikat oleh batas kewenangan dalam sistem trias politika.