KONTEKS.CO.ID - Kunjungan Bill Gates ke Indonesia mengungkap adanya uji coca vaksin Tuberkulosis (TBC) yang Gates Foundation kembangkan di Tanah Air.
Pemilihan uji coba vaksin TBC hasil pengembangan yayasan milik Bill Gates yang banyak ditentang publik ini bukan tanpa alasan.
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, alasan Indonesia dijadikan salah satu wilayah uji klinis tahap 3 vaksin tuberkulosis tersebut karena penykit ini menjadi penyakit menular paling mematikan di sini.
Baca Juga: Megawati Ungkap Sosok Presiden yang Tanya Kapan Dibuatkan Nasi Goreng Lagi, Prabowo Minta Ketemu?
"TBC itu sekarang menjadi penyakit menular pembunuh nomor satu di Tanah Air. Lebih dari 100.000 orang meninggal setiap tahun (karena TBC). Jumlah kematiannya lebih banyak dari COVID kalau dijumlah lima tahun terakhir," ungkap Menkes di Kompleks Istana Kepresidenan, melansir Jumat 9 Mei 2025.
Budi Gunadi menjelaskan, vaksin TBC baru itu sedang menjalani pengujian di 7 negara. Salah satunya Indonesia.
Uji coba tahap 3 ini adalah fase penentu sebelum diproduksi massal. Yakni, tahapan mengevaluasi keamanan serta efektivitas vaksin.
Baca Juga: Panglima TNi Naikkan Pangkat 32 Perwira Tinggi, Kapuspen Kristomei Sianturi Jadi Mayjen
Pemerintah mengambil peran penting pada proses ini. Tak cuma sebagai peserta uji coba, namun sekaligus sebagai calon produsen vaksin TBC.
Menurut Menkes, dengan melakukan clinical trial level 3 maka Indonesia bisa bisa lebih dulu tahu kecocokan vaksin dengan masyarakat. "Karena itu (vaksin) tergantung genetik orangnya juga. (Keuntungan) kedua, Indonesia bisa mengakses teknologi vaksinnya. Karena ilmuwan-ilmuwan kita kan dilibatkan. Ini kerja sama dengan Unpad dan Universitas Indonesia," paparnya.
Vaksin penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit menular. Ini terbukti saat pandemi COVID-19.
Baca Juga: Bareskrim Polri Tangkap Mahasiswi ITB yang Unggah Foto Prabowo dan Jokowi 'Ciuman'
Tetapi tak seperti COVID-19, TBC sudah lama terabaikan lantaran diasumsikan sebagai persoalan negara miskin.
"Tak ada vaksin tuberkulosis karena ini kejadian di negara miskin. Jadi negara maju enggak mau bikin. Lalu Gates Foundation membiayai negara-negara vaksin TBC yang baru, terutama Amerika Latin, Asia, dan Afrika," katanya.
"Ini negara-negara miskin di dunia yang banyak TBC. Dia (Gates) bikin vaksin itu sekarang sudah ada dan sedang clinical trial level 3," tambahnya.
Baca Juga: Kongres PDIP Tinggal Kukuhkan Megawati, Djarot: Siapa Sekjen? Itu Hak Ketua Umum
Menkes menambahkan, sebenarnya uji klinis vaksin TBC di Tanah Air sudah berlangsung hampir enam bulan. Karena itu, kalau semuanya berjalan on the track, laporan awal bakal keluar pada 2026.
Dengan demikian, vaksinnya siap dikenalkan pada akhir 2028. "Sebelumnya ada clinical trial level 1, 2, 3 dan yang terakhir. Tahapan itu dilakukan di tujuh negara, termasuk Indonesia, vaksinnya sudah ada," ujarnya lagi.
Vaksin yang sudah ada dicobakan ke tujuh negara untuk melihat efeksi dan keamanannya. "Jadi safety sama efekasinya. Harapannya nanti di akhir tahun 2028 vaksinnya sudah bisa keluar," pungkasnya. ***