KONTEKS.CO.ID - Potensi gempa megathrust kembali digemakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
BMKG memperingatkan masyarakat tentang ancaman gempa megathrust. Khususnya bagi mereka yang menetap di wilayah dengan tekstur tanah lunak.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan, warga di wilayah bertanah lunak semisal Kota DKI Jakarta diharapkan tetap berhati-hati terhdap potensi gempa megathrust. Walaupun jarak Ibu Kota dengan pusat gempa diprediksi jauh hingga ratusan kilometer dari Jakarta.
Baca Juga: 4 Kode Redeem FC Mobile Siap Membawa Kalian Menang
"Apa yang perlu diantisipasi bagi masyarakat atau pemerintah atau kita Indonesia (terhadap gempa megathrust? Ini yang sepatutnya dikhawatirkan adalah kota-kota yang kondisi tanahnya lunak. Ambil contoh Jakarta, walaupun jaraknya ratusan kilometer dari sumber gempa. Namun masyarakat Jakarta tetap (harus) mewaspadai potensi megathrust," ungkap Dwikorita, mengutip Sabtu 26 April 2025.
Mantan Rektor UGM itu memberi contoh gempa Myanmar yang ikut dirasakan masyarakat Thailand. Terutama Kota Bangkok pada awal April 2025. Walaupun episentrumnya berada cukup jauh dari Bangkok sampai ratusan kilometer, tapi getarannya terasa cukup kuat. Ini karena sifat tanah di sana yang cukup lunak, mirip dengan Jakarta.
"Bangkok mirip dengan Jakarta, kondisi tanah lunak. Jadi tanah-tanah lunak, meski jarak sumber gempanya jauh, dia akan mengalami jadi perambatan gelombang," tandas Dwikorita.
Baca Juga: Gebrakan Bersejarah Kepausan Era Paus Fransiskus: 4 Perempuan Bantu Memimpin Vatikan
Dia memperingatkan, jika tanahnya lunak maka getaran gempa bakal semakin kuat. "Seperti Kota Jakarta dan Bangkok, dia getarannya (gempa) akan menguat. Yang perly dikhawatirkan itu, guncangan bakal menguat. Meski jarak (sumber gempa) ratusan kilometer," tambahnya.
Pemprov DKI Jakarta Diminta Lakukan Inspeksi Gedung Tahan Gempa
Ia menyebutkan pesisir Pantai Selatan Jawa bisa lebih rendah guncangannya. Ini dikarenakan sifat tanahnya yang keras, sehingga bisa meredam guncangan gempa yang besar.
"Ketimbang dengan misalnya Pelabuhan Ratu, itu kan lebih dekat dengan episentrum gempa di pantai selatan. Tapi potensi guncangannya tak akan sekuat di Jakarta. Sebab sifat batuannya keras," paparnya.
Baca Juga: Kardinal Suharyo Mengaku Tak Punya Persiapan Khusus Ikut Pemilihan Paus Baru alias Konklaf
Di batuan atau tanah lebih keras, jelas dia, perambatan gelombang gempa kalau menembus benda keras akan bisa teredam. "Begitu lolos (gelombang gempa), keluar ke yang longgar. Begitu bertemu batuan atau tanah yang keras lagi, dia diredam lagi. Beda kalau lewat lunak lagi, dia guncang lagi. Ya seperti itu," tuturnya.
Untuk itu, BMKG mengingatkan kepada pihak terkait agar menyiapkan diri menghadapi potensi gempa megathrust yang akan menghampiri Jakarta.
Pihaknya merekomendasikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan pempro atau pemkab/pemkot gar lebih bersiap menghadapi potensi gempa megathrust. Khususnya yang berhubungan dengan kesiapan struktur bangunan gedung terhadap guncangan gempa.
Baca Juga: Siapa Pebulu Tangkis Terbaik Indonesia Sepanjang Masa? Ini Jawaban Tegas Gemini AI Google
BMKG sudah menginformasikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemprov DKI Jakarta tentang perlunya mengadakan inspeksi. "Meyakinkan bahwa bangunan-bangunan hunian yang menaranya tinggi-tinggi itu, bisa dipastikan siap dalam mengantisipasi guncangan yang hebat," pungkasnya. ***