nasional

Buntut Kasus Dokter Cabul, Menkes Budi Gunadi Wajibkan Rekrutmen PPDS Pakai Tes Psikologi

Senin, 21 April 2025 | 13:42 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin wajibkan tes psikologi usai viral kasus dokter cabul (Instagram.com/bgsadikin)

KONTEKS.CO.ID - Kasus-kasus pelecehan seksual diduga dilakukan oknum calon dokter di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) viral.

Diketahui, kasus pelecehan melibatkan calon dokter spesialis itu salah satunya yakni skandal pemerkosaan diduga oleh residen anestesi di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Priguna Anugerah Pratama (PAP).

Dalam kasus berbeda, Polres Metro Jakarta Pusat (Polres Jakpus) juga sempat menangkap peserta PPDS di Universitas Indonesia (UI) yang diduga merekam seorang mahasiswi sedang mandi.

Baca Juga: Petani Ngeluh Harga Gabah Anjlok, Mentan Amran Ngaku Sudah Pecat Oknum Petugas Bulog yang Beli dari Tengkulak

Terkait hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menanggapi pelanggaran etik dan disiplin oleh tenaga medis, khususnya calon dokter spesialis.

Budi mengaku sangat menyesalkan kejadian tak etis itu terjadi di dunia kedokteran.

"Kami menyesalkan sekali, kejadian-kejadian yang berdampak, bukan hanya bagi peserta didik, tapi bagi masyarakat semua," ungkap Budi saat konferensi pers secara daring, pada Senin, 21 April 2025.

Baca Juga: Dipimpin Pecel, 8 Kuliner Indonesia Dominasi Daftar 100 Salad Terbaik di Dunia versi Taste Atlas

"Untuk itu, kami merasa harus ada perbaikan yang serius, sistematis, dan konkret bagi pendidikan program dokter spesialis ini," sambungnya.

Budi mengEklaim, pihaknya akan mewajibkan para peserta PPDS untuk melakukan tes psikologis terlebih dahulu.

Menkes menilai, hal tersebut agar dapat mengetahui kondisi kejiwaan dan kesiapan peserta PPDS untuk melakukan pendidikan dan melayani masyarakat.

Baca Juga: Petani Keluhkan Sulit Jual Gabah ke Bulog, Mentan Amran Sebut Ada Celah Mafia

"Saya minta transparansi rekrutmen ini dilakukan dengan baik. Jadi tidak ada lagi preferensi khusus kita salah pilih," terang Budi.

"PPDS di rumah sakit tidak dilakukan langsung oleh konsulen, tapi dilakukan oleh senior, sehingga ini tidak memberikan kualitas yang kita inginkan," tandasnya.***

Halaman:

Tags

Terkini