KONTEKS.CO.ID - Partai Demokrat merespons terkait pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sekjen Partai Demokrat Herman Khaeron memandang, pertemuan kedua tokoh tersebut hanya silaturahmi di momen Idul Fitri 1446 Hijriah.
Lantaran itu, kata Herman, pertemuan silaturahmi tidak perlu dilihat dalam perspektif atau langkah politik.
Baca Juga: KKB Bunuh 11 Warga Pendulang Emas di Papua Pegunungan, Dipanah hingga Ditembak
"Silaturahmi ini jangan selalu dipandang dalam perspektif dan langkah politik," kata Herman saat dihubungi wartawan, Kamis 10 April 2025.
Silaturahmi, lanjut Herman, dalam adat bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat luhur. Apalagi digelar ini masih dalam suasana Idul Fitri.
Menurut penilaian Herman, langkah Prabowo menemui Megawati sebagai sikap luhur dan baik.
Baca Juga: BKN Wajibkan Aktivasi MFA ASN Digital Mulai April 2025 untuk Keamanan Data, Begini Caranya!
"Sehingga menurut saya mari kita maknai bahwa silaturahmi ini sebagai sikap yang luhur dan sangat baik yang dijalankan oleh Presiden Prabowo sebagai pemimpin semua rakyat Indonesia," ujarnya.
Herman menambahkan, Prabowo sebagai Presiden memahami bahwa keutuhan antar tokoh bangsa merupakan hal penting.
"Presiden memahami betul bahwa persatuan dan keutuhan antar tokoh bangsa menjadi fondasi yang penting dalam pembangunan nasional serta jalan mewujudkan mensejahterakan rakyat," tuturnya.
Di sisi lain, Herman ogah berspekulasi terkait kemungkinan PDIP merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus usai pertemuan tersebut.
"Hal ini sepenuhnya menjadi otoritas Presiden Prabowo sebagai pemimpin koalisi," tandasnya.