KONTEKS.CO.ID – Perbedaan data angka korban jiwa gempa bumi Cianjur membuat bingung masyarakat. Tidak satu pintu, pihak berwenang terkesan menyampaikan informasi sendiri-sendiri.
Perbedaan data angka korban jiwa yang berbeda ini mulai diketahui sejak Senin malam, 21 November 2022. Data BNPB dan BPBD Kabupaten Cianjur yang juga disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan jauh berbeda.
Bahkan data itu berbeda lagi dengan data korban jiwa yang dikeluarkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendi.
Sementara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas menyatakan angka yang sama dengan yang disampaikan Ridwan Kamil.
Berikut data angka korban jiwa gempa bumi Cianjur yang berbeda dari setiap pihak berwenang:
Perbedaan data korban Cianjur Pukul 19.34 Wib:
Pada Senin malam, 21 November 2022, BNPB pada pukul 19.34 wib, mengeluarkan data resmi bahwa korban jiwa gempa Cianjur sebanyak 62 orang.
Meski sudah keluar data terbaru dari BPBD Kabupaten Cianjur, BNPB memastikan data yang masuk belum lebih dari 62 orang.
Data BPBD Kab Cianjur Pukul 20.00 Wib:
Korban jiwa gempa bumi 5,6 mangnitudo di Cianjur sudah mencapai 162 orang meninggal dunia. Data itu dikeluarkan pada pukul 20.00 wib.
Selain korban jiwa 162 orang, sebanyak 326 orang mengalami luka-luka akibat terkena rerutuhan bangunan.
Tetap ada perbedaan data korban Cianjur yang diinformasikan.
Pernyataan Ridwan Kamil 162 Orang Meninggal:
Tetap ada informasi yang berbeda dari data korban Cianjur, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur bertambah jadi 162 orang.
Meski terjadi perbedaan data, tapi data tersebut kata Ridwan Kamil, dilaporkan pada pukul 21.00 WIB.
“Per jam 21.00, Dari call center BPBD Cianjur, korban bertambah dimana yang meninggal dunia 162 jiwa,” ujar Ridwan Kamil.
Pukul 23.56 Wib, BNPB Tegaskan Korban Jiwa 62 Orang:
Pada pukul 23.56 wib, BNPB tetap tegas bahwa korban meninggal akibat gempa Cianjur 62 orang. Ketegasan ini disampaikan untuk mengoreksi data yang disampaikan Ridwan Kamil.
Pada pagi harinya, BNPB tetap tegas bahwa korban jiwa masih dalam angka 62 orang meninggal.
“Selamat pagi, data tervalidasi di BNPB masih di angka 62 sesuai rilis 834.
Kami sudah crosscheck surat tersebut, dari BPBD menyampaikan tambahan 100 korban MD belum bisa diverifikasi.
Apabila ada perubahan data akan kami update lebih lanjut,” begitu keterangan BNPB.
Basarnas Peroleh Data Korban Tewas 162 Orang:
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas menyatakan angka yang sama dengan yang disampaikan Ridwan Kamil. Korban jiwa sudah mencapai 162 orang akibat gempa Cianjur.
Data dihimpun Basarnas sampai pukul 20.00 WIB tadi malam. Data ini disampaikan langsung oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Menko PMK Sebut Korban Tewas 162 Meski Belum Pasti:
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mengamini data korban tewas gempa Cianjur sudah mencapai 162 orang. Tapi menurutnya, data itu belum pasti.
“Angkanya masih belum bisa dipastikan, untuk angka sementara sekitar 162 orang meninggal dunia,” kata Muhadjir di Cianjur, Selasa, 22 November 2022.
BNPB Justru Sebut Perbedaan Data Itu Biasa:
Data resmi pemerintah terkait korban dan kerugian adalah data yang dirilis oleh BNPB.
“Dalam 1×24 jam pertama sebelum posko darurat terbentuk di lokasi terdampak, maka perbedaan data dan siapa yang berbicara itu biasa terjadi,” kata Plt. Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari.
Mulai hari ini Selasa, 22 November 2022, Pusdatinkom BNPB dan Posko Tanggap Darurat Gempa Cianjur akan melaksanakan konferensi pers setiap hari pukul 17.00 WIB, yang akan mengunci data pada hari berjalan.
Update BNPB Pukul 09.55 Wib, Korban Jiwa 103 Orang:
Warga meninggal dunia pasca gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat masih terus bertambah. Data per Selasa (22/11) pukul 09.55 WIB, dilaporkan 103 orang meninggal dunia.
Mayoritas warga meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk saat peristiwa terjadi. Selain itu, 31 orang masih dilaporkan hilang. Pencarian masih terus dilakukan hingga hari ini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"