• Senin, 22 Desember 2025

Di Sidang MK, Ganjar Bicara Pengorbanan Rakyat untuk Reformasi

Photo Author
- Rabu, 27 Maret 2024 | 15:30 WIB
Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo saat sidang pendahuluan perkara hasil pemilihan umum (PHPU) dengan termohon pihak Ganjar-Mahfud di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2024. (Foto: Tangkapan layar/YouTube Mahkamah Konstitusi)
Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo saat sidang pendahuluan perkara hasil pemilihan umum (PHPU) dengan termohon pihak Ganjar-Mahfud di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2024. (Foto: Tangkapan layar/YouTube Mahkamah Konstitusi)

KONTEKS.CO.ID - Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo menceritakan selama 79 tahun rakyat telah berkorban untuk membawa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan.

Ganjar menyinggung soal visi misi bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan bagi setiap warganya.

[irp posts="257319" ]

"Visi mulia semacam itu niscaya mengkehendaki kepemimpinan yang sanggup menomorsatukan kepentingan dan kesejahteraan warga di atas kepentingan pribadi mereka yang berkuasa," katanya di Ruang Sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu, 27 Maret 2024.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan, masyarakat Indonesia pernah disatukan dengan semangat persatuan untuk melakukan reformasi.

[irp posts="257315" ]

"Seluruh warga negara pernah dipersatukan dengan semangat yang sama untuk melakukan reformasi," ujarnya.

Ganjar menyampaikan, reformasi tersebut untuk mengoreksi pemerintahan kala itu yang dianggap sudah merenggut kebebasan masyarakat.

[irp posts="257315" ]

"Untuk mengoreksi pemerintahan yang saat itu kita anggap melenceng, membelenggu kebebasan warga, menebar ketakutan, dan menjauhkan negara ini dari cita-cita luhurnya," katanya.

Ganjar mengatakan, untuk melakukan reformasi ini masyarakat Indonesia mendapatkan berbagai macam intimidasi bahkan berujung pada kematian.

[irp posts="256984" ]

"Saudara-suadara kita, kerabat kita, dan sahabat kita menjadi korban dan kita harus rela kehilangan mereka selamanya," katanya.

"Mereka mengikhlaskan hidup mereka agar negara ini benar-benar dijalankan dengan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada seluruh warga negara oleh pemerintahan yang mampu memikul amanat proklamasi," tutupnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Pierre Immanuel Ombuh

Tags

Terkini

X