KONTEKS.CO.ID - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah atau awal puasa jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Keterangan resmi disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Dalam Seminar Posisi Hilal yang disampaikan anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag H. Cecep Nurwendaya, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib pada Minggu, 10 Maret 2024 masih berada di bawah kriteria.
Kriteria itu menurut MABIMS (Menteri Agama Brunei Indonesia Malaysia Singapura), yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.
"Di seluruh wilayah Indonesia, posisi hilal pada 29 Sya'ban 1445 H sudah berada di atas ufuk. Namun demikian, masih berada di bawah kriteria imkanur rukyat MABIMS," ujar Cecep.
Dijelaskan Cecep, kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
Sementara pada saat Magrib 10 Maret 2024, tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia berada antara: - 0° 20‘ 01“ (-0,33°) sampai 0° 50‘ 01“ (0,83°) dan elongasi antara: 2° 15‘ 53“ (2,26°) hingga 2° 35‘ 15“ (2,59°).
Jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab, dimungkinkan awal bulan Ramadan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Rukyatulhilal itu sifatnya konfirmasi. Jika nanti ada yang bisa mengamati hilal, maka Ramadan jatuh esok hari. Tapi bila tidak bisa teramati, maka bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari, sehingga1 Ramadan jatuh pada 12 Maret 2024," ujar Cecep.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat jumpa pers, di Kemenag, menyampaikan bahwa Sidang isbat secara mufakat 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
“Bersarkan hisab posisi hilal di beberapa daerah di Indonesia sudah di atas ufuk dan tidak memenuhi kriteria Mabims baru, serta ketiadaan laporan melihat hilal,” kata Menteri Yaqut.
“Sidang isbat secara mufakat menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 masehi,” katanya lagi.
Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap, dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk.
“Saat ini kita ketahui bahwa ada beberapa perbedaan, dan itu lumrah saja. Namun kita harus tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sehingga tercipta suasana yang kondusif,” katanya.***