KONTEKS.CO.ID - Pemuka Katolik sekaligus tokoh bangsa, Romo Franz Magnis Suseno, kembali mengungkapkan kegelisahannya atas suasana Pemilu 2024 yang penuh dengan intrik hingga mencederai demokrasi dan etika.
Ia mengaku perasaannya dalam satu tahun terakhir ini sangat-sangat tidak enak. Contoh munculnya pertanyaan ada keberpihakan Presiden, padahal Presiden adalah milik semua kelompok masyarakat.
“Karpet merah kepada anak Presiden patut diduga sebagai bentuk pelanggaran etika yang keras. Bahkan ketika para civitas academica bersuara, pemerintah bak anjing menggonggong khafilah berlalu,” kata Romo Magnis dengan suara bergetar.
Hal itu disampaikannya saat mendapat giliran berbicara dalam jumpa pers Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Graha Oikumene Salemba, Jakarta, Sabtu 10 Februari 2024.
“Etikalah yang membedakan manusia dengan binatang. Etika juga membedakan adil dan tidak adil,” ucap sosok berusia 87 tahun ini.
“Apakah layak terkait etika, ketika ada capres yang malah mengatakan ‘endasmu’?” katanya.
“Apa kita mau menyerahkan negara kepada pihak yang akan membuang etika ke tempat sampah? Ini sangat memprihatikankan,” ujar Romo Magnis dalam kesempatan jumpa pers yang juga diikuti Konteks melalui Zoom tersebut.***