• Senin, 22 Desember 2025

Santri Milenial Sebut Gaya Gibran di Debat Cawapres bagi Orang Jawa Kurang Unggah-ungguh

Photo Author
- Selasa, 23 Januari 2024 | 09:01 WIB
Gaya cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saat memperlihatkan gaya mencari jawaban cawapres nonor urut 3, Mahfud MD, saat debat cawapres akhir pekan kemarin: Foto: Tangkapan layar YouTube KPU
Gaya cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saat memperlihatkan gaya mencari jawaban cawapres nonor urut 3, Mahfud MD, saat debat cawapres akhir pekan kemarin: Foto: Tangkapan layar YouTube KPU

KONTEKS.CO.ID - Gaya debat cawapres Gibran. Ketua Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU), Ahmad Rauf, angkat bicara terkait penampilan cawapres, Gibran Rakabuming Raka, pada debat cawapres akhir pekan kemarin.

Ia berpendapat, dalam kacamata orang Jawa, gaya debat cawapres Gibran sudah melampaui batas.

“Penampilan Gibran offside, kalau dalam bahasa pesantrennya suul adab (perangai buruk). Kalau istilah orang Jawa itu kurang punya unggah-ungguh atau tata krama. Bagaimana menghormati orang yang lebih tua,” kata Ahmad Rauf, mengutip Selasa 22 Januari 2024.

Namun, Gus Rauf -sapaan akrabnya, meyakini apa yang Gibran lakukan tak mencerminkan sikap genetasi muda umumnya. “Milenial kita umumnya tetap menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai kesopanan,” katanya.

Selain tak elok dalam etika, Gibran juga lagi-lagi melanggar aturan debat yang telah tersepakati bersama sebelumnya.

“Sudah ada kesepakatan tidak boleh menggunakan singkatan. Kalau pakai singkatan atau terminologi asing harus ada penjelasan dulu," bebernya.

Pada debat cawapres pertama "strategi" itu sudah Gibran pakai untuk men-sliding Cak Imin. Lalu kemarin terulangi lagi. "Ini berarti di alam bawah sadar hal itu teranggap biasa,” imbuh Deputi Santri Milenial di Timnas Anies-Muhaimin itu.

Lebih lanjut Gus Rauf mengatakan, forum debat idealnya fokus pada visi misi dan kebijakan dari masing-masing calon yang mau rakyat pilih.

“Tak saling merendahkan dan mencibir, tak pantas. Dia lupa lawan debat itu adalah teman dalam kompetisi berdemokrasi. Jadi jika berniat menjatuhkan lawan, itu di luar akal sehat kita,” kritiknya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X