• Minggu, 21 Desember 2025

Jegal Anies dan Rebut Demokrat, Ini Kata Luhut Binsar Pandjaitan

Photo Author
- Jumat, 21 Juli 2023 | 18:47 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, saat mengikuti Huawei ICT Outlook 2022 di kampus IT Del di Sumatera Utara. Foto: ist
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, saat mengikuti Huawei ICT Outlook 2022 di kampus IT Del di Sumatera Utara. Foto: ist

KONTEKS.CO.ID - Makin santer bahwa rezim pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ingin menjegal calon presiden tertentu. Kompastv dalam program ROSI mengkonfirmasi hal ini kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

“Rosi, kenapa sih kita suka buruk sangka gitu. Presiden itu saya kenal, nggak ada sama sekali intention dia untuk melakukannya, beliau itu tidak pernah mau mencampuri masalah hukum atau mencegah orang, seperti dibilang si Agus tadi, mau dijegal partainya ndak ada itu,” kata Luhut.

Ditegaskan Luhut, tidak mungkin Presiden Jokowi melakukan hal itu. Luhut menjamin bahwa perebutan Partai Demokrat itu tidak ada. Menurut Luhut, kekhawatiran yang disampaikan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono adalah cara bicara kampungan.

“Saya bukan muji-muji Presiden. Tapi Presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Nggak betul sama sekali itu. Saya jamin kalau itu, saya kan perwira, oh itu saya jamin nggak ada. Jadi nggak usah bikin bicara-bicara, kampungan itu menurut saya,” kata Luhut.

Meski perebutan Partai Demokrat dilakuan oleh KSP Moeldoko, yang dianggap banyak orang sebagai langkah untuk menghentikan langkah Anies Baswedan maju sebagai calon presiden. Luhut memastikan bahwa Presiden tidak mencampuri urusan tersebut.

“Kan nggak meski Pak Jokowi juga nyampurin itu semua, nggak juga. Pak Presiden itu sangat-sangat demokratis sekali. Saya kenal, jadi kalau ada yang ngomong-ngomong seperti itu, dirinya yang seperti itu. Kalau dia berkuasakan akan jegal orang,” katanya. 

“Saya kan sudah cukup senior untuk tahu semua itu. Bukan saya belain Pak Jokowi, saya hanya cerita ya. Sebagai seorang perwira saya bisa katakan itu. Tidak betul itu, mau jegal ngapain jegal, untuk apa juga dijegal,” katanya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Terkini

X