KONTEKS.CO.ID - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan sejumlah perusahaan ritel BBM atau SPBU swasta telah sepakat untuk membeli tambahan pasokan BBM impor melalui kerja sama dengan Pertamina.
Peritel BBM swasta itu antara lain Shell, Vivo, BP, dan ExxonMobil.
Kesepakatan ini tercapai setelah pertemuan antara pemerintah, Pertamina, dan para peritel swasta di Jakarta.
Baca Juga: Stafsus Ekraf dan Komisaris Pupuk Indonesia Yovie Widianto Gandeng Andi Rianto Siap Getarkan JCC
“Mereka sepakat, dan memang harus sepakat, untuk membeli dan bekerja sama dengan Pertamina,” ujar Bahlil kepada wartawan.
Dalam skema tersebut, operator swasta akan membeli BBM dasar atau produk tanpa campuran.
BBM dasar itu kemudian diolah dengan tambahan aditif di fasilitas masing-masing.
Baca Juga: Telkom Perkuat Akses Digitalisasi Pendidikan Melalui Bantuan AND di 71 SLB
Para peritel juga meminta adanya survei bersama terkait pembelian serta transparansi penuh dalam penetapan harga.
“Kami ingin baik Pertamina maupun swasta sama-sama diuntungkan secara adil. Semua harus transparan, dan mereka sudah sepakat dengan pendekatan open-book,” jelas Bahlil.
Pemerintah menargetkan pasokan BBM impor baru akan tiba dalam tujuh hari, dengan volume untuk masing-masing operator ditetapkan dalam rapat teknis.
Baca Juga: Leony Vitria Bedah Laporan Keuangan Tangsel 2024, Soroti Anggaran Rapat Rp60 Miliar
Kebijakan ini diambil setelah peritel swasta hampir menghabiskan tambahan kuota impor 10 persen pada awal tahun, yang sempat menyebabkan kelangkaan di sejumlah SPBU.***
Artikel Terkait
Bensin Shell dan BP Makin Langka di Banyak SPBU, Pembatasan Impor Jadi Penyebab, Ini Faktanya
SPBU Shell Sudah Sediakan Stok Bensin Super, Lainnya?
SPBU Swasta Kosong, ESDM: Tak Ada Kelangkaan BBM di Indonesia
Stok BBM SPBU Shell Masih Kosong, Pemerintah Singgung Tambahan Kuota Impor
SPBU Swasta Masih Alami Kekosongan BBM, Pemerintah Bantah Isu Monopoli Pertamina