KONTEKS.CO.ID – Pihak kepolisian menyebut sanksi tilang kendaraan tak lolos uji emisi adalah langkah terakhir.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman menegaskan, tilang untuk kendaraan tak lolos uji emisi masih terus berlaku.
“Kami melakukan penilangan itu langkah yang terakhir. Jadi bukannya istilahnya tilang yang ini tidak, ini tidak berlaku, ya berlaku. Tilang sesuai amanat UU tetap berlaku. Tapi kita lakukan adalah untuk langkah terakhir,” ungkap Latif menukil Antara, Jumat 15 September 2023.
Menurut Latif, sanksi tilang agar masyarakat mau melakukan uji emisi dan memperbaiki kendaraannya.
“Jadi tilang tetap berlaku dalam artian itu hal yang paling terakhir. Kenapa? Bukan nggak lulus itu kami tilang, nggak. Kami akan lakukan penilangan sesuai dengan porsinya,” jelasnya.
Latif mengatakan, situasi polusi udara yang masih terus berlanjut menjadi tanggung jawab bersama.
Pihak Satlantas, kata Latif, mendapat tugas untuk mencegah terjadinya polusi.
“Terutama memang yang besar sendiri dari kendaraan bermotor. Nah, kami sudah berkolaborasi dengan KLH (Kementerian Lingkungan Hidup) yaitu melakukan uji emisi di beberapa tempat,” ujarnya.
Latif mengimbau pengendara menjaga dan merawat kendaraan bermotornya sehingga dapat mengurangi polusi di Jakarta ini.
Pemprov DKI Jakarta Cari Alternatif
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mencari alternatif penegakan aturan uji emisi usai penindakan melalui tilang terhadap kendaraan yang tidak lolos atau belum uji emisi dihentikan.
“Nanti kita diskusi lagi. Intinya yang penting adalah uji emisi. Kan para ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sudah melakukan uji emisi,” kata Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin 11 September 2023.
Menurut Heru, pemberian sanksi tilang terhadap pengendara bukanlah target utama dalam penerapan aturan uji emisi.
Kebijakan yang diberlakukan bertujuan mengajak dan menyadarkan masyarakat untuk uji emisi kendaraan dalam rangka penanganan masalah polusi udara.
“Memang kalau tilang di lapangan itu kan memerlukan tenaga, waktu. Ya kami cari yang efisien saja,” ujar Heru.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"