KONTEKS.CO.ID – Pada perdagangan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan sebesar 49 poin atau 0,31 persen, turun ke level Rp16.130 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di angka Rp16.081 per dolar AS.
Dolar AS mengawali hari di zona hijau, dibuka pada posisi Rp16.075, dengan level tertinggi mencapai Rp16.129 dan level terendah Rp16.075.
Hingga pukul 09.22 WIB, dolar AS berada di posisi Rp16.124, menguat 49 poin atau 0,30 persen. Dalam pergerakan mingguan, dolar AS mencatat kenaikan 0,27 persen, namun secara bulanan mengalami penurunan 0,28 persen.
Secara year to date, dolar AS telah menguat 4,74 persen, dan secara tahunan menguat signifikan sebesar 8,84 persen.
Penguatan mata uang AS juga terlihat terhadap beberapa mata uang utama lainnya. Terhadap dolar Australia, dolar AS menguat 0,06 persen, terhadap Euro naik 0,05 persen, terhadap British Pound meningkat 0,03 persen.
Selain itu, penguatan juga terjadi terhadap Yuan sebesar 0,05 persen, terhadap Yen sebesar 0,13 persen, dan terhadap dolar Singapura sebesar 0,04 persen.
Pada pasar spot, nilai tukar rupiah menunjukkan kelemahan dengan penurunan sebesar 48 poin atau 0,30 persen ke posisi Rp16.128 per USD.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada sore sebelumnya, rupiah dipatok pada angka Rp16.085 per USD.
Analisis Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS dan Prediksi Ekonomi
Menurut Ibrahim Assuaibi, Analis dari PT Garuda Berjangka, nilai tukar rupiah terhadap mata uang AS diperkirakan akan ditutup melemah pada hari ini.
“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah,” kata Ibrahim dalam laporannya, Selasa, 14 Mei 2024.
Ibrahim menjelaskan bahwa pemerintah terus mewaspadai berbagai ancaman terhadap perekonomian global yang penuh ketidakpastian.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap ketidakpastian ini termasuk konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang belum terselesaikan, serta ketegangan di Timur Tengah.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Eropa yang masih rendah dan kekhawatiran terhadap kebangkitan gerakan ekstrem kanan menjelang Pemilu di Eropa juga menjadi perhatian.
“Hal ini dikhawatirkan bisa berimbas pada perekonomian dalam negeri,” jelasnya.
Prospek Ekonomi Indonesia
Meski demikian, Ibrahim tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menunjukkan ketahanan. Hal ini terdukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 yang mencapai 5,11 persen.
“Kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia pada April 2024 mencapai 52,9. Meningkatnya jumlah tenaga kerja baru, yang turut menurunkan angka pengangguran,” ungkapnya.
Untuk penutupan hari ini, Ibrahim memprediksi bahwa nilai tukar rupiah terhadap mata uang AS akan berada dalam rentang Rp15.060 hingga Rp16.130.
Prediksi ini mencerminkan kondisi pasar yang masih terpengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang berpotensi mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"