KONTEKS.CO.ID - Hendy Gilang Syahputra adalah mahasiswa inspiratif bagi anak muda Indonesia. Bagaimana tidak, wisudawan S2 Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS itu sukses meraih tiga gelar sekaligus di usia 21 tahun.
Ia berhasil meraih tiga gelar itu melalui program Fast Track dan Double Degree.
Hendy Gilang Syahputra mengungkapkan capaiannya itu termulai dengan ambisi untuk memboyong prestasi yang berbeda ketimbang mahasiswa dengan jalur pendidikan reguler.
Baca Juga: Tim Robotik MAN 2 Kota Bandung Borong Gelar Juara World Robotic Center Competition 2025
Berbekal program beasiswa Fast Track dan Double Degree, ia sukses memperoleh satu gelar sarjana dan dua gelar magister dari ITS dan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Taiwan.
“Sekiranya ini dapat menjadi suatu nilai yang berbeda ketika seseorang menilai kita,” katanya, Senin 30 September 2024.
Anak muda kelahiran 3 Oktober 2002 menambahkan, untuk mencapai titik ini, ia harus melewati berbagai rangkaian seleksi. Yaitu, seleksi administrasi, tes psikotes, Test of English as a Foreign Language (TOEFL), dan tes tulis.
Baca Juga: Jakarta Masuk Daftar Kota Terbaik di Dunia Versi Time Out, Seoul Hingga Los Angeles Kalah Jauh
Hendy memasang target untuk bisa lulus program S1 di semester 7. “Akhirnya saya berhasil lulus S1 di Wisuda ke-127 ITS dan menjadi lulusan termuda khusus di hari kedua,” klaim mahasiswa Angkatan 2019 itu.
Belum puas dengan beasiswa fast track, ia mendaftar pada Taiwan Tech International Dual Degree Program Scholarship sesaat setelah resmi lulus program S1 di ITS.
Program hasil kerja sama ITS dengan NTUST ini pada akhirnya mengantarkannya pada gelar Master of Science (MSc) dan Master of Engineering (MT) di tahun yang sama melalui beasiswa.
Baca Juga: Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024, Tumbangkan Timnas Brasil
“Ketiga gelar itu saya peroleh dalam kurun waktu lima tahun masa studi,” sebutnya.
Menariknya, ia memilih bidang yang lumayan berbeda dalam penyusunan tugas akhir dan tesisnya. Selama pengerjaan Tugas Akhir (TA) dalam program S1, Hendy mengaku banyak berkutat pada bidang logam khususnya aluminium foam.
Ia menciptakan sebuah prototipe aluminium foam yang nantinya dapat berfungsi sebagai crash box pada mobil. “Tujuannya untuk keselamatan dan perlindungan struktur mobil,” kata putra pasangan Sumardi dan Heni tersebut.
Baca Juga: Komentar Jackson Irvine Usai Bawa Australia Kalahkan Indonesia 5-1
Kunci Sukses Hendy Gilang Syahputra Netani dan Tekun
Beralih ketika studi S2, Hendy membelokkan penelitian ke bidang semikonduktor. Beberapa kesulitan pun ia alami karena bidang itu memiliki ranah yang jauh berbeda dengan studinya di S1.
Namun dengan ketekunan, Hendy akhirnya berkesempatan untuk menjadi salah satu co-author dalam buku tentang semikonduktor garapan profesornya di NTUST. Tesis yang ia kerjakan memiliki topik yang linear, yakni mengenai fotodetektor dengan bahan perovskite.
Baca Juga: Keren! 2 Anak Madrasah Genggam Golden Ticket Fakultas Kedokteran Unair
Warga Tangerang ini mengakui, ITS memegang peranan penting dalam mewujudkan segala pencapaiannya saat ini. Dapat menempuh S2 di dua universitas berbeda negara secara gratis tak lain adalah berkat kapasitas ITS untuk membuka peluang bagi mahasiswanya ke ranah internasional.
Selain itu, Hendy bersyukur atas dukungan para dosen dan tendik yang mempermudah dirinya terkait segala alur dan prosedur. “Saya rasa ada utang budi sebab ITS sudah menyekolahkan saya,” ucapnya bersyukur.
Pada akhirnya ia mendorong adik-adik tingkatnya untuk menjadi mahasiswa yang lebih "oportunis" dalam memandang suatu hal di masa depan.
Baca Juga: EIGER Ekspansi ke Swiss Jadi Pembuktian Produk Indonesia Bisa Bersaing di Dunia
“ITS membuka banyak peluang untuk kita, maka manfaatkanlah sebaik mungkin setiap kesempatan yang ada,” pesannya menyemangati. ***