KONTEKS.CO.ID - Barmastya Bhumi Brawijaya, putra sutradara kenamaan Hanung Bramantyo, resmi merilis sebuah film pendek berbasis teknologi AI yang mengangkat kisah sejarah kemerdekaan Indonesia.
Langkah ini menandai jejak awal Barmastya mengikuti kiprah sang ayah di dunia perfilman.
Film tersebut mengisahkan perjalanan dramatis menuju Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Visualisasi berbasis AI ini menuai banyak pujian warganet karena mampu menghadirkan suasana sejarah yang terasa nyata dan emosional.
Kisah di Balik Proklamasi
Karya ini dimulai dari latar kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II usai bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Meski Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia melalui PPKI pada 24 Agustus 1945, para pemuda kala itu mendesak agar proklamasi dilakukan lebih cepat.
Tokoh-tokoh pemuda seperti Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, dan Sukarni mendorong Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Karena desakan tak diindahkan, mereka bahkan menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok agar terbebas dari pengaruh Jepang.
Setelah perdebatan panjang, akhirnya Soekarno-Hatta setuju. Proklamasi kemerdekaan pun dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 dengan bantuan Laksamana Tadashi Maeda.
Hanung menegaskan bahwa karya putranya ini bukan fiksi, melainkan dirangkum dari sumber sejarah, termasuk buku Bung Karno yaitu Penyambung Lidah Rakyat dan Djakarta 1945: Awal Revolusi Kemerdekaan.
Sambutan Positif Warganet
Film pendek berbasis AI ini langsung viral setelah Hanung membagikan karya sang putra pada Senin, 18 Agustus 2025.
Banyak penonton mengaku merinding menyaksikan visualisasi sejarah yang begitu nyata.