KONTEKS.CO.ID - Film animasi Merah Putih One For All yang dipersiapkan untuk menyambut HUT ke 80 RI menjadi sorotan publik bukan hanya karena cerita dan visualnya, tapi juga kontroversi soal dana produksi dan kualitas animasi.
Ada perbedaan tajam antara klaim produser yang menyebut bujet mencapai Rp6,7 miliar, dengan pernyataan animator utama, Bintang Takari.
Dia mengaku hanya menerima Rp1 juta dan dana itu pun dipakai untuk makan bersama pengisi suara.
"Bujet hanya Rp1.000.000 dan itu pun habis untuk makan bareng para pengisi suara di warteg," ungkap Bintang Takari, animator Merah Putih One For All yang dikutip dari pesan WA berantai pada Senin, 11 Agustus 2025.
Kualitas dan Durasi Produksi Jadi Sorotan
Animator sekaligus sutradara, Bintang Takari mengungkapkan bagaimana film bisa tayang di bioskop meski waktu produksi singkat.
"Tiga bulan sebelum rilis, saya bertemu dengan seseorang yang bergerak di bidang perfilman. Dia bertanya kenapa tidak ada film baru untuk momen Kemerdekaan RI ke-80,” ujarnya.
Baca Juga: Love Take Two Episode 2 Tetap Kokoh di Puncak Rating, Bikin Penonton Susah Move On
Awalnya, ia merasa waktu tiga bulan terlalu singkat untuk membuat film.
Namun, setelah orang tersebut melihat portofolio di websitenya dan menanyakan soal anggaran serta durasi produksi, dia justru yakin dan terus mendorong animator tersebut untuk mencoba.
Dengan waktu yang terbatas, animator itu pun berjibaku mengejar target tayang, bahkan mengaku hanya tidur dua jam sehari selama tiga bulan penuh.
Baca Juga: 3 Cara Cek dan Aktifkan Rekening Dormant, Ini Tips Mudah Cegah Penyalahgunaan Dana Kamu!
Bintang Takari menambahkan, “Saya pikir ini cuma pengorbanan kecil, tidak seberapa dibanding para pejuang kita dulu yang rela mengorbankan nyawa demi merah putih berkibar.”
Ia menegaskan bahwa kualitas visual bukan fokus utama, melainkan cerita yang ingin disampaikan.