Horor Indonesia Tembus Pasar Internasional di Asian Contents and Film Market

KONTEKS.CO.ID - Dua film horor Indonesia, Labinak: Mereka Ada di Sini dan Jembatan Shiratal Mustaqim, berhasil menarik perhatian internasional dengan dipasarkan di ajang Asian Contents and Film Market (ACFM) 2025 yang berlangsung di Busan, Korea Selatan.

Kedua film ini sedang dijajaki peluang distribusi dan kerja sama produksi lintas Asia.

Labinak: Mereka Ada di Sini – Teror Psikologis dan Kanibalisme

Labinak: Mereka Ada di Sini adalah film horor psikologis yang mengangkat tema kanibalisme di kalangan elit sebagai bagian dari praktik ritual untuk mempertahankan usia panjang.

Baca Juga: Pernyataan Resmi Freeport Terkait Dua Pekerja Tambang yang Ditemukan Tewas

Terinspirasi dari urban legend, film ini menghadirkan ketegangan psikologis melalui alur cerita gelap dan atmosfer mencekam.

Film ini telah tayang di bioskop Indonesia sejak Agustus 2025 dan kini sedang dipasarkan secara internasional.

Jembatan Shiratal Mustaqim – Azab Koruptor di Akhirat

Jembatan Shiratal Mustaqim merupakan film horor religi yang mengisahkan seorang pria yang diteror tentang jembatan Shiratal Mustaqim, penghubung antara neraka dan surga.

Baca Juga: Menlu Ungkap Kabar Panas! Pertemuan Misterius Prabowo vs Trump di New York

Visi tersebut muncul setelah bencana dan dugaan penyelewengan dana, yang mengarah pada konfrontasi dengan dosa-dosa masa lalu.

Film ini menggambarkan balasan perbuatan manusia di akhirat, khususnya bagi para koruptor, dan juga tengah dipasarkan di ACFM 2025.

Pencapaian Internasional dan Prospek Masa Depan

Keikutsertaan kedua film ini di ACFM 2025 menunjukkan semakin kuatnya posisi industri film horor Indonesia di kancah internasional.

Peluang distribusi global dan kerja sama produksi lintas Asia membuka jalan bagi film Indonesia untuk berkembang dan bersaing di tingkat dunia.

Baca Juga: Tragedi Tambang Grasberg Tembagapura: Dua Jenazah Pekerja Freeport Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut

Keberhasilan Labinak dan Jembatan Shiratal Mustaqim menjadi bukti bahwa kreativitas dan kualitas produksi film Indonesia semakin diakui secara internasional.***