Jagal Film Dokumenter Kontroversial Sejarah Indonesia, Masuk 100 Terbaik Versi The New York Time

KONTEKS.CO.ID - The New York Times belum lama ini merilis daftar 100 film terbaik abad ke-21.

Salah satu yang mencuri perhatian publik adalah film dokumenter Jagal: The Act of Killing dari Indonesia.

Film yang menyoroti sejarah kelam Indonesia ini menempati posisi ke-82, mengungguli ratusan film lainnya dari seluruh dunia.

Baca Juga: Tarif Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Uni Eropa Ditetapkan Nol Persen

Dirilis pada tahun 2012, Jagal mengangkat kisah pembantaian massal pascakudeta 1965 dari sudut pandang yang jarang diangkat: para pelaku pembunuhan itu sendiri.

Salah satu tokohnya adalah Anwar Congo, seorang "preman bioskop" dari Medan yang mengaku telah membunuh ratusan orang yang dituduh komunis.

Alih-alih menyesali perbuatannya, ia dan rekan-rekannya justru diminta untuk memerankan ulang adegan-adegan kekerasan yang mereka lakukan, dalam gaya film favorit mereka seperti gangster klasik, western, hingga musikal.

Yang membuat film ini unik sekaligus mengerikan adalah cara para pelaku justru menikmati proses "berakting" sebagai pembunuh, bahkan korban mereka sendiri.

Namun seiring proses berjalan, rasa bangga itu mulai bergeser menjadi kegelisahan, penyesalan, dan ketakutan akan penghakiman publik.

Film ini bukan hanya menggugah emosi, tapi juga menjadi refleksi mendalam tentang budaya impunitas, manipulasi sejarah, dan pertanyaan moral yang tak kunjung tuntas dalam masyarakat kita.

Baca Juga: Cara Nonton Streaming Resepsi Luna Maya dan Maxime Bouttier, Biar Semua Ikut Bahagia

Prestasi Internasional

Dibuat lewat kolaborasi internasional antara Denmark, Inggris, dan Norwegia, Jagal pertama kali tayang di Toronto International Film Festival pada September 2012, lalu diputar terbatas di Indonesia.

Film ini meraih lebih dari 50 penghargaan internasional dan masuk nominasi Oscar 2014 untuk kategori Dokumenter Terbaik.

Kritikus memuji pendekatannya yang radikal dan keberanian menggali luka sejarah yang masih tabu dibicarakan secara terbuka di Indonesia.