KONTEKS.CO.ID - Film live-action Snow White yang dibintangi Rachel Zegler dan Gal Gadot kembali membuktikan bahwa Disney tak pernah lepas dari drama.
Bahkan sebelum perilisannya, film ini sudah diterpa berbagai kontroversi.
Hal ini membuat Disney memilih menggelar premier kecil di El Capitan Theater, Los Angeles, pada 15 Maret 2025, tanpa banyak fotografer dan media.
Baca Juga: Oknum TNI AL Pembunuh Juwita adalah Pacarnya Sendiri, Bulan Mei 2025 Menikah
Alur Cerita yang Berbeda
Perubahan besar dalam alur cerita menjadi salah satu pemicu kontroversi.
Rachel Zegler mengungkapkan dalam wawancaranya dengan New York Post (2022) bahwa versi terbaru ini tak lagi berfokus pada kisah Snow White yang menunggu diselamatkan oleh seorang pangeran.
Sebaliknya, karakter Snow White akan lebih mandiri dan berambisi menjadi pemimpin seperti pesan mendiang ayahnya.
Namun, pernyataan ini justru memicu reaksi negatif dari para penggemar klasik Snow White and the Seven Dwarfs (1937).
Banyak yang kecewa karena merasa film ini terlalu jauh dari versi aslinya.
Menanggapi kritik tersebut, Zegler dalam wawancaranya dengan Variety mengatakan bahwa Snow White tetap bisa memiliki cinta sejati tanpa harus kehilangan kemandiriannya.
Pemilihan Rachel Zegler sebagai Snow White
Selain alur cerita, pemilihan Rachel Zegler sebagai Snow White juga menuai pro dan kontra.
Sebagian orang menganggap Zegler, yang berdarah Kolombia, tidak sesuai dengan deskripsi asli Snow White dalam dongeng Grimm yang menyebutnya memiliki "kulit seputih salju."
Meskipun banyak yang mendukung keberagaman dalam casting Hollywood, ada juga yang merasa bahwa pemilihan Zegler kurang pas secara visual.
Artikel Terkait
Perbandingan Snow White 2025 Vs Snow White 2001: Mana yang Lebih Menarik?
Rachel Zegler dan Kontroversi Film Live-action Snow White: Antara Interpretasi Baru dan Kritikan Publik
Dibalik Film Snow White: Isu Rasis, Politik, dan Kontroversi Gal Gadot