Rachel Zegler dan Kontroversi Film Live-action Snow White: Antara Interpretasi Baru dan Kritikan Publik

KONTEKS.CO.ID - Aktris utama dalam film live-action Snow White, Rachel Zegler, menjadi sorotan publik setelah pernyataannya mengenai film animasi klasik Snow White and the Seven Dwarfs (1937) menuai kontroversi.

Komentarnya yang menyoroti alur cerita yang terlalu berfokus pada kisah cinta dinilai tidak sejalan dengan warisan film orisinalnya.

Tak hanya itu, keterlibatannya dalam memerankan Snow White juga menimbulkan perdebatan.

Baca Juga: Kata-kata Islami untuk Ucapan Lebaran 2025: Doa, Harapan dan Kebersamaan

Banyak yang bertanya-tanya apakah Zegler akan tetap mempertahankan karakter klasik sang putri atau justru menghadirkan interpretasi baru yang lebih modern.

Dalam wawancara dengan Entertainment Weekly pada 2022, Zegler mengungkapkan ketidaknyamanannya setelah menonton versi orisinal tahun 1937.

"Aku menonton film aslinya dan merasa ngeri. Rasanya aku hanya pernah menontonnya sekali, lalu tidak pernah ingin menontonnya lagi," ujarnya.

Baca Juga: Jumlah WNI Bermasalah di Kamboja Melonjak di Awal 2025, KBRI: Sudah Pernah Jadi Korban, eh Datang Lagi

Salah satu aspek yang paling menuai perdebatan adalah pendapatnya mengenai karakter Prince Charming.

Dalam wawancara di D23 Expo, Zegler menilai bahwa versi animasi terlalu berpusat pada kisah romansa, bahkan menggambarkan sang pangeran dengan cara yang menurutnya menyerupai seorang penguntit. “Aneh. Kami tak melakukan itu kali ini,” katanya.

Komentar tersebut memicu berbagai tanggapan, terutama dari penggemar film klasik Disney yang merasa cerita orisinal tidak seharusnya diubah secara drastis.

Baca Juga: Prabowo Panggil Sri Mulyani, Airlangga hingga Bos-Bos Himbara ke Istana Kepresidenan

Sebelum pernyataannya menjadi viral, Zegler juga sempat menuai kritik karena penampilannya dinilai berbeda dari deskripsi klasik karakter Snow White yang berkulit seputih salju.

Menurut laporan dari Variety, sebagian publik mempertanyakan pemilihan Zegler sebagai Snow White, mengingat warna kulitnya tidak sesuai dengan representasi karakter dalam dongeng aslinya.