KONTEKS.CO.ID - ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengumumkan rencana investasi senilai USD12 miliar untuk membangun infrastruktur artificial intelligence (AI).
Kabar tersebut dilaporkan oleh Financial Times pada Selasa, 22 Januari 2025.
Langkah ini muncul di tengah tekanan Amerika Serikat terhadap keberadaan TikTok, yang saat ini memiliki 170 juta pengguna di negara tersebut.
Baca Juga: Skeptis pada Bitcoin, CEO Goldman Sachs Justru Berinvestasi Besar di ETF Crypto
Sebagian besar investasi akan digunakan untuk membeli chip AI dari produsen besar seperti Huawei (Ascend dan Cambricon) dan Nvidia (H20).
Chip tersebut dirancang untuk memperkuat kemampuan model bahasa AI dengan respons cepat, yang diharapkan akan memberikan keunggulan kompetitif di industri teknologi global.
Menurut laporan Omdia, ByteDance dilaporkan telah memesan sekitar 230 ribu chip Nvidia H20.
Baca Juga: Trump Resmi Larang CBDC, Fokus pada Stabilitas Keuangan dan Privasi Warga
Hal ini menunjukkan upaya serius perusahaan untuk memaksimalkan performa teknologi kecerdasan buatan di platformnya.
Tantangan Global dan Tekanan AS
Keputusan ini bertepatan dengan tekanan dari pemerintah AS yang mempertimbangkan penghapusan TikTok akibat masalah keamanan data.
Presiden Donald Trump sebelumnya mengeluarkan perintah eksekutif untuk menangguhkan aplikasi tersebut dalam waktu 75 hari.
Baca Juga: KSST Optimistis KPK Dalami Laporan Dugaan Korupsi yang Libatkan Jampidsus
Selain itu, ByteDance juga menghadapi hambatan dari kebijakan tarif perdagangan AS terhadap China, yang memengaruhi rencana penawaran saham perdana (IPO) perusahaan.
Menurut analis teknologi, langkah ByteDance tidak hanya untuk mempertahankan dominasi TikTok di pasar sosial media, tetapi juga untuk memperluas pengaruhnya dalam industri teknologi AI global.