Menurut Rosan, inisiatif itu berpotensi menciptakan hingga 7.500 lapangan kerja dan menghasilkan nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun.
“Project Berkah bukan hanya soal akomodasi jamaah, tetapi tentang membuka peluang ekonomi baru dan meningkatkan standar pelayanan publik,” tuturnya.
Danantara juga mengembangkan proyek waste-to-energy (WtE) yang dinilai strategis untuk ketahanan energi dan penanganan darurat sampah nasional.
Proyek ini diperkirakan membuka 3.500–4.500 lapangan kerja selama konstruksi serta memberikan kontribusi hingga Rp1,6 triliun per tahun pada masa pembangunan.
Chief Investment Officer Danantara Indonesia Pandu Patria Sjahrir menegaskan pentingnya tata kelola, mitigasi risiko, dan kesiapan proyek dalam menjalankan mandat.
Ia menilai RKAP 2026 memperdalam uji tuntas dan memperkuat fondasi manajemen risiko portofolio.
“Fokus kami adalah memastikan setiap proyek bukan hanya bankable, tetapi benar-benar memberi nilai tambah bagi ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Pandu menutup dengan menegaskan bahwa Danantara, sebagai sovereign wealth fund berorientasi jangka panjang.
Danantara akan mengelola aset negara melalui sinergi dua entitas internal untuk menjaga ketahanan ekonomi sekaligus menciptakan nilai berkelanjutan bagi Indonesia.***