ekonomi

Peneliti CSED INDEF Minta Danantara Jangan Hanya Diposisikan Sebagai Superholding Finansial, Ini Penjelasannya

Senin, 1 Desember 2025 | 09:54 WIB
Langkah Danantara kirim 36 bos BUMN ke Swiss tuai kritik (Foto: Ist)
KONTEKS.CO.ID – Peneliti CSED INDEF, Abdul Hakam Naja, menekankan konteks besar reindustrialisasi Indonesia. Kontribusi manufaktur anjlok lebih dari 30 persen PDB pada awal 2000-an menjadi sekitar 19 persen pada 2025.
 
Abdul Hakam dikutip pada Senin, 1 Desember 2025, menyampaikan, Danantara tidak boleh diposisikan hanya sebagai superholding finansial, tetapi sebagai “dirigen reindustrialisasi nasional”.
 
Posisi tersebut menjadikan Danantara mampu mengorkestrasi hilirisasi, pemanfaatan sumber daya mineral kritis, penguatan riset dan inovasi, serta transisi energi hijau.
 
Baca Juga: CSED INDEF: Danantara Perlu Perkuat Lembaga Keuangan Syariah
 
“Kalau Danantara hanya mencari imbal hasil cepat, kita akan mengulang kesalahan masa lalu,” ujarnya.
 
Menurutnya, Danantara harus menjadi institusi yang membangun struktur ekonomi, bukan sekadar mengejar dividen.
 
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa industrialisasi Indonesia harus selaras dengan prinsip keberlanjutan.
 
Baca Juga: Minat Investor Tinggi, Danantara Beri Sinyal Kuat Bakal Terbitkan Lagi Patriot Bond
 
“Kita tidak bisa bicara industri tanpa bicara lingkungan. Industri halal, industri hijau, dan mineral strategis harus menjadi satu ekosistem, bukan tiga agenda yang terpisah,” katanya.
 
Abdul Hakam menyampaikan pernyataan tersebut dalam diskusi publik bertajuk “Menakar Potensi Danantara sebagai Katalis Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia” gelaran Center for Sharia Economic Development (CSED) INDEF secara daring pada akhir pekan kemarin.
 
Diskusi tersebut untuk memberikan pandangan mendalam mengenai peluang, tantangan, dan risiko dari pembentukan Danantara, superholding investasi negara yang dibentuk Presiden Prabowo pada awal 2025.
 
Baca Juga: Wow! BPI Danantara Ajukan Dua Bidang Tanah di Mekkah untuk Proyek Kampung Haji Indonesia
 
Para narasumber sepakat bahwa Danantara berpotensi menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi syariah dan reindustrialisasi. Namun, dampak positif tersebut sangat bergantung pada arah kebijakan dan kekuatan tata kelola institusi.***

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB