Hal ini menjadi salah satu faktor penting guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Salah satu faktor yang turut mengerek naik optimisme masyarakat adalah kebijakan fiskal dan moneter yang dijalankan oleh pemerintah.
Pada September 2025, pemerintah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di sistem perbankan, yang kemudian diikuti dengan tambahan Rp76 triliun.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas di sektor perbankan, yang pada gilirannya membantu menurunkan suku bunga dan menstimulus sektor riil.
Baca Juga: TNI Buka Posko Bantuan di Halim, Ribuan Logistik Disalurkan untuk Korban Banjir Sumatera dan Aceh
Dengan pertumbuhan uang yang signifikan, kebijakan ini memberikan ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunga pinjaman. Lalu mendorong kegiatan konsumsi dan investasi, serta memperkuat daya beli masyarakat.
“Artinya atas dukungan Komisi XI dan restu Bapak Presiden untuk menaruh uang Rp200 triliun dan me-manage keuangan kita lebih baik, itu saja sudah bisa men-trigger pertumbuhan ekonomi dan membalik arah ekonomi kita,” kata Menkeu.
“Ini menimbulkan momentum pertumbuhan ekonomi yang baru, sehingga masyarakat sudah puas lagi dengan sistem atau kebijakan yang ada. Kuncinya ke depan adalah kita harus jaga terus momentum perbaikan ini jangan sampai hilang, hingga kita bisa menciptakan pertumbuhan yang lebih tinggi lagi,” klaimnya.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III 2025 mencerminkan kemampuan negara untuk menjaga momentum pemulihan yang berkelanjutan. ***